Borneo Tribune, Pontianak
Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Kalimantan Barat, Adi Cahyono, SH mengatakan pemerintah semestinya sungguh-sungguh memperhatikan persoalan Mandor.
Bagaimana pun juga para korban peristiwa Mandor itu merupakan leluhur atau nenek moyang para generasi penerus bangsa yang ada hingga sekarang. Dan mereka semua rela berjuang demi bangsa ini. ”Kita minta pemerintah tidak main-main dalam memperhatikan persoalan Mandor,” harap Adi.
Kata Adi, semenjak lahirnya payung hukum berupa Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2007 tentang Peristiwa Mandor pada 28 Juni sebagai Hari Berkabung Daerah (HBD) Provinsi Kalimantan Barat, tentu pemerintah harus lebih fokus dan lebih perhatian lagi terhadap situs cagar budaya ini.
Sehingga kawasan yang merupakan cagar budaya dan Monumen Daerah Mandor ini bisa terus lestari dan terjaga sebagai suatu sejarah bagi generasi penerus bangsa. “Kita berharap bahwa hari berkabung daerah ini bisa menjadi momentum untuk menambah energi dalam semangat kita membangun daerah ini. Karena kita bangsa pejuang dan juga merupakan keturunan-keturunan dari para pejuang,” suara Adi terdengar berkobar.
Sejauh ini, kata dia, amanah Perda No.5/2007 yang menyebutkan agar sejarah perjuangan Mandor ini dapat dirangkum dalam bentuk tulisan maupun suatu kompilasi ilmiah. Namun sayang hingga kini hal itu belum terwujud.
Karenanya, Ketua KNPI Provinsi Kalimantan Barat ini menegaskan pemerintah segera melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkati, agar memperoleh data yang valid serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Sehingga cita-cita untuk melahirkan buku yang objektif dan ilmiah bagi generasi penerus bangsa untuk mengetahui sejarah Mandor dapat segera terealisasi.
Menurutnya, sejauh ini banyak versi tentang peristiwa Mandor yang beredar di tengah-tengah masyarakat. Sehingga hal itu terkesan membingungkan masyarakat untuk memahami secara utuh tentang sejarah pergerakan nasional di Mandor kala itu.
“Tentunya kita berharap akan mempunyai kesimpulan final terhadap peristiwa berdarah yang terjadi di Mandor. Baik dari segi data korban maupun fakta yang terjadi kala itu. Kita berharap Mandor dapat menjadi salah satu daerah perjuangan di Kalimantan Barat,” ujarnya panjang lebar.
Selaku Ketua KNPI Provinsi Kalimantan Barat, Adi Cahyono berjanji akan memperjuangkan beragam perjuangan terkait peristiwa Mandor. Apakah perjuangan itu dalam bentuk mendesak pemerintah Japang untuk memohon maaf secara resmi terhadap pemerintah republik Indonesia terkait kebiadaban mereka, maupun bentuk perjuangan yang lainnya.
“Artinya, KNPI senantiasa berjuang bersama-sama masyarakat dan rakyat Indonesia untuk memperjuangkan peristiwa Mandor. Bagaimana pun juga ini merupakan bentuk tanggungjawab kita terhadap perjuangan yang telah dilakukan para leluhur kita dalam melawan penjajah,”pungkasnya.
Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Kalimantan Barat, Adi Cahyono, SH mengatakan pemerintah semestinya sungguh-sungguh memperhatikan persoalan Mandor.
Bagaimana pun juga para korban peristiwa Mandor itu merupakan leluhur atau nenek moyang para generasi penerus bangsa yang ada hingga sekarang. Dan mereka semua rela berjuang demi bangsa ini. ”Kita minta pemerintah tidak main-main dalam memperhatikan persoalan Mandor,” harap Adi.
Kata Adi, semenjak lahirnya payung hukum berupa Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2007 tentang Peristiwa Mandor pada 28 Juni sebagai Hari Berkabung Daerah (HBD) Provinsi Kalimantan Barat, tentu pemerintah harus lebih fokus dan lebih perhatian lagi terhadap situs cagar budaya ini.
Sehingga kawasan yang merupakan cagar budaya dan Monumen Daerah Mandor ini bisa terus lestari dan terjaga sebagai suatu sejarah bagi generasi penerus bangsa. “Kita berharap bahwa hari berkabung daerah ini bisa menjadi momentum untuk menambah energi dalam semangat kita membangun daerah ini. Karena kita bangsa pejuang dan juga merupakan keturunan-keturunan dari para pejuang,” suara Adi terdengar berkobar.
Sejauh ini, kata dia, amanah Perda No.5/2007 yang menyebutkan agar sejarah perjuangan Mandor ini dapat dirangkum dalam bentuk tulisan maupun suatu kompilasi ilmiah. Namun sayang hingga kini hal itu belum terwujud.
Karenanya, Ketua KNPI Provinsi Kalimantan Barat ini menegaskan pemerintah segera melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkati, agar memperoleh data yang valid serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Sehingga cita-cita untuk melahirkan buku yang objektif dan ilmiah bagi generasi penerus bangsa untuk mengetahui sejarah Mandor dapat segera terealisasi.
Menurutnya, sejauh ini banyak versi tentang peristiwa Mandor yang beredar di tengah-tengah masyarakat. Sehingga hal itu terkesan membingungkan masyarakat untuk memahami secara utuh tentang sejarah pergerakan nasional di Mandor kala itu.
“Tentunya kita berharap akan mempunyai kesimpulan final terhadap peristiwa berdarah yang terjadi di Mandor. Baik dari segi data korban maupun fakta yang terjadi kala itu. Kita berharap Mandor dapat menjadi salah satu daerah perjuangan di Kalimantan Barat,” ujarnya panjang lebar.
Selaku Ketua KNPI Provinsi Kalimantan Barat, Adi Cahyono berjanji akan memperjuangkan beragam perjuangan terkait peristiwa Mandor. Apakah perjuangan itu dalam bentuk mendesak pemerintah Japang untuk memohon maaf secara resmi terhadap pemerintah republik Indonesia terkait kebiadaban mereka, maupun bentuk perjuangan yang lainnya.
“Artinya, KNPI senantiasa berjuang bersama-sama masyarakat dan rakyat Indonesia untuk memperjuangkan peristiwa Mandor. Bagaimana pun juga ini merupakan bentuk tanggungjawab kita terhadap perjuangan yang telah dilakukan para leluhur kita dalam melawan penjajah,”pungkasnya.
No comments:
Post a Comment