…..Terima Kasih Atas Kunjungan Anada di Blog Iccky…..

Thursday, 14 July 2011

ABU AL-QASIM AZ-ZAHRAWI

Abu Al-Qasim Az-Zahrawi adalah ilmuwan Arab dan muslim terbesar di bidang bedah (operasi). Dia dikenal sebagai ahli bedah terbesar di dunia hingga masa kebangkitan Eropa. Dia juga merupakan pelopor pertama dalam berbagai cabang ilmu bedah dan seninya, serta banyak menemukan berbagai peralatan bedah. Maka wajar apabila dia mendapat gelar bapak operasi dalam sejarah kedokteran.Nasab dan Nama Panggilannya
Dia adalah Abu A1-Qasim Khalaf bin Abbas Az-Zahrawi Al-Anshari. Dia biasa dipanggil dengan nama Az-Zahrawi karena dilahirkan di kota Az-Zahra, yaitu sebuah kota di pinggiran Qordova ketika menjadi pusat pemerintahan khalifah Dinasti Umawiyyah di Andalusia. Dia juga kadang-kadang dipanggil dengan Al-Anshari, karena nenek moyangnya berasal dari Madinah Al-Munawwarah. Dalam bahasa Latin dan bahasa Eropa pada umumnya, nama Az-Zahrawi telah dirubah menjadi Alzahravius. Sedangkan julukannya, Abu Al-Qasim, telah dirubah ke dalam dua versi, yaitu Albucasis dan Abulcasis. Kedua nama inilah yang hingga sekarang dikenal di Eropa.

Tempat Tanggal Lahir dan Riwayat Hidupnya
Abu Al-Qasim Az-Zahrawi dilahirkan pada tahun 325H (937M) di kota Az-Zahra setelah kota ini dibangun pada masa pemerintahan khalifah Umawiyyah, Abdurrahman An-Nashir, di dekat Qordova. Sedangkan tahun wafatnya ahli bedah ini, menurut riwayat seorang penjelajah dan sejarawan, Al-Hasan Al-Wazzan, adalah 404H (1013M).
Sebagian sumber menyebutkan bahwa Az-Zahrawi bekerja sebagai dokter di istana Abdurrahman An-Nashir. Namun pendapat ini sangat jauh, karena Abdurrahman bin An-Nashir wafat pada tahun 350H (961M), sedangkan umur Az-Zahrawi pada saat itu masih 25 tahun. Yang benar adalah bahwa dia memang bekerja sebagai dokter di istana, tetapi di masa Khalifah Al-Hakam Al-Mustanshir bin Abdurrahman An-Nashir.

Sifat-sifatnya
Seorang sastrawan dan sejarawan, Al-Humaidi, mengatakan dalam bukunya "Jadzwatul Muqtabas fi Akhbari Ulama'il Andalus" bahwa Az-Zahrawi merupakan orang terhormat, agamis dan berilmu. Sebagaimana juga ada pendapat yang mengatakan bahwa Az-Zahrawi menggunakan separuh waktu siangnya secara khusus untuk mengobati orang yang sakit secara cuma-cuma karena mengharap ridha Allah Subhnnnhu Wa Ta'ala.

Penemuan Az-Zahrawi di Bidang Operasi dan Kedokteran

Dalam Bidang Operasi Secara Umum

1. Az-Zahrawi merubah persepsi orang tentang operasi dari sekedar profesi seperti yang dilakukan oleh tukang bekam atau tukang cukur menjadi ilmu yang erat kaitannya dengan kedokteran dan bedah. Dia memberikan nasehat kepada para ahli bedah agar mempelajari ilmu bedah dan banyak berlatih sebelum melakukan praktik, agar mereka benar-benar mengetahui ilmu anatomi, bentuk, susunan dan hubungannya antara satu dengan lainnya. Di samping itu, mereka juga harus mengetahui keadaan tulang, urat dan otot serta tempatnya-tempatnya dan hubungan antara satu dengan lainnya.
2. Dia menemukan berbagai macam obat-obatan untuk bedah sesuai dengan berbagai macam tujuan bedah dan peralatannya, seperti gunting, pengikat, alat pelebar, kempa (apitan), dan baju pelindung dari besi dengan ukuran yang berbagai macam. Dia juga membekali bukunya "At-Tashrif" dengan gambar-gambar yang menjelaskan tentang alat-alat itu. Misalnya diantara alat ini terdapat alat pelebar untuk mengatasi tertutupnya lubang kencing pada anak yang baru dilahirkan.
3. Az-Zahrawi adalah orang yang pertama kali mengikat urat nadi dan pembuluh darah dengan benang sutra untuk mengatasi keluarnya darah ketika sedang dilakukan operasi, sebagaimana dia mengobati luka dengan dipanaskan.
4. Dia menemukan cara menjahit luka bedah dengan dua jarum dan satu benang.
5. Dia adalah orang yang pertama kali menggunakan benang buatan dari usus binatang (catgut) dalam menjahit usus manusia.
6. Dia berhasil menekuni pemanasan pada luka hingga sembuh.

Dalam Operasi Saluran Kencing

1. Az-Zahrawi adalah orang yang pertama kali menemukan cara mengeluarkan penumpukan zat kapur pada saluran kencing. Dalam bukunya "At-Stashrif", dia menasehatkan kepada para ahli bedah agar melakukan bedah dengan cara yang sesuai untuk mengeluarkan tumpukan zat kapur yang telah menjadi batu, dan dipecahkan dengan kempa (apitan), lalu dikeluarkan sepotong demi sepotong.
2. Dia menemukan cara mengeluarkan tumpukan zat kapur yang telah menjadi batu melalui alat kelamin pada perempuan.

Dalam Bedah Rongga Pernafasan
1. Az-Zahrawi berhasil mengembangkan bedah rongga pernafasan (tracheotomy). Cara bedah seperti ini sebenamya telah ditemukan oleh orang-orang Mesir kuno untuk mengobati orang yang sakit dan tercekik tenggorokannya. Cara ini kemudian ditiru oleh bangsa Yunani dan dimasukkan ke dalam buku-buku karangan mereka. Namun mereka tidak melakukan cara ini, karena sangat berbahaya dan banyaknya kematian yang disebabkan oleh cara bedah ini yang dilakukan oleh mereka. Bahkan mereka kemudian mengharamkan untuk melakukan bedah dengan cara ini. Dalam bukunya "At-Tashrif" Az-Zahrawi menjelaskan tentang tercekiknya tenggorokan dan bagaimana cara membedahnya berdasarkan pengembangan yang dia lakukan. Dia mengatakan bahwa dia melakukannya pada kambing, kemudian memantau perkembangannya, sehingga untuk pertama kalinya dia mampu menggabungkan tulang--tulang rawan pada batang tabung udara secara tepat setelah melakukan bedah dan sembuh total.
Sekalipun cara bedah seperti ini sekarang telah banyak mengalami perkembangan, akan tetapi semuanya tetap berjalan berdasarkan kaedah-kaedah yang telah dibuat oleh Abu Al-Qasim Az-Zahrawi. Barangkali yang lebih banyak menerangkan tentang keunggulan ilmuwan Arab ini dalam bidang operasi adalah bahwa Presiden Amerika pertama, George Washington terserang penyakit "tercekik tenggorokan" pada tahun 1799, atau dua tahun setelah pensiun dari jabatannya sebagai presiden. Baru satu hari terserang penyakit ini, dia langsung mati, karena dokter yang menanganinya memang benar-benar bodoh dan tidak tahu cara melakukan bedah pada batang tenggorokan yang pernah dilakukan oleh Az-Zahrawi delapan abad sebelumnya. Dia juga tidak mengetahui batang tabung udara yang ditemukan oleh Ibnu Sina untuk mengobati orang-orang yang sesak nafas karena tercekik tenggorokannya (asphyxia).
2. Az-Zahrawi berhasil memotong tumor daging yang tumbuh di hidung.
3. Dia juga berhasil memotong amandel dari pangkalnya dengan cara operasi.

Dalam Bedah Alat Pencernaan

1. Dalam bukunya "At-Tashrif", dia menjelaskan tentang keadaan pasien yang harus menjalani operasi usus besar. Menurutnya, pasien yang akan dioperasi hendaknya ditidurkan di atas kasur dalam keadaan kepala di bawah apabila yang dibedah di bagian bawah usus, dan sebaliknya kepala pasien berada di atas apabila yang dibedah di bagian atas usus. Tujuannya adalah untuk mengurangi darah yang keluar ketika sedang dilakukan operasi dan memudahkan bagi pembedah untuk menjalankan tugasnya. Karena itu, Az-Zahrawi adalah orang yang pertama kali melakukan bedah dengan cara posisi terbalik yang oleh orang Barat disebut trendelenburg position. Padahal, Az-Zahrawi lebih awal menemukan cara ini dibandingkan dengan Trendelenburg.
2. Az-Zahrawi adalah orang yang pertama kali membelah bagian luar hati (lever) dan mengobatinya dengan cara pemanasan.

Dalam Mengobati Penyakit Wanita dan Ibu Melahirkan

1. Dalam bukunya "At-Tashrif", Az-Zahrawi menjelaskan beberapa metode untuk menolong kelahiran yang sampai sekarang ini masih dipakai. Dia melakukan operasi untuk mengeluarkan janin dengan alat-alat khusus.
2. Az-Zahrawi merupakan orang pertama yang menerangkan kondisi-kondisi letak janin yang tidak normal di perut ibunya.

Dalam Mengobati Tulang
1. Az-Zahrawi unggul dalam mengobati tempurung kepala yang pecah. Dia tidak hanya mendiagnosa sakit pada tempurung kepala yang pecah dari luar saja dan melihat keadaan orang yang sakit, melainkan juga menentukan dengan teliti cara pemeriksaan luka. Semuanya itu dia jelaskan dalam bukunya, "At-Tashrif". Dia berkata, "Kita harus mengenali semua jenis luka dengan memeriksa dan menyelidikinya, kemudian membuang daging yang rusak dari atasnya. Sedangkan luka yang masih pada batas akar rambut dapat diketahui dengan memeriksa tulang kepala, mengusapnya, dan mengolesinya dengan tinta, maka bagian yang pecah akan tampak hitam."

Dalam buku itu juga, dia menentukan langkah-langkah kerja yang teliti bagi dokter yang sedang belajar. Dia juga menentukan macam-macam peralatan yang diperlukan untuk melakukan bedah dan menambahkan gambar-gambar pada penjelasan itu. Inilah perkataannya yang sangat jelas itu, "Apabila pecah di kepala telah sampai pada lapisan otak dan luka, maka harus dipotong bagian yang luka seperti apa yang akan saya jelaskan, yaitu harus memangkas rambut pasien. Apabila kamu memeriksa tulang kepala pasien tiba-tiba keluar darah atau sangat bengkak, maka hadapilah dengan yang semestinya, yaitu kamu letakkan di tempat yang bengkak itu kain lap yang telah diberi salep dan ulangi berkali-kali hingga yang bengkak hilang dan dijamin tidak akan keluar darah. Kemudian kamu membuat keputusan apa yang akan dilakukan pada tulang kepala itu. Adakalanya kamu memotong tulang itu dengan pemotong yang lembut dan dengan lubang yang sedikit. Apabila tulang itu keras, maka kamu harus melubangi sekitarnya sebelum kamu menggunakan pemotong."

2. Az-Zahrawi berhasil melakukan operasi pada tulang punggung yang patah.
3. Az-Zahrawi adalah orang yang pertama kali membuat lubang "jendela" dalam mengikat gipsum pada luka yang terbuka.

Dalam Bedah Gusi dan Sakit Gigi
1. Az-Zahrawi berhasil mengobati gangguan pada gusi dan memperbaiki gigi dengan alat-alat operasi yang ditemukannya sendiri.
2. Az-Zahrawi adalah orang yang pertama kali menggunakan sambungan gigi yang terbuat dari emas dan perak dan alat penekan mulut. 
Selengkapnya...

Al-Khawarizmi

Nama Asli dari al-Khawarizmi ialah Muhammad Ibn Musa al-khawarizmi. Selain itu beliau dikenali sebagai Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Yusoff. Al-Khawarizmi dikenal di Barat sebagai al-Khawarizmi, al-Cowarizmi, al-Ahawizmi, al-Karismi, al-Goritmi, al-Gorismi dan beberapa cara ejaan lagi. Beliau dilahirkan di Bukhara.Tahun 780-850M adalah zaman kegemilangan al-Khawarizmi. al-Khawarizmi telah wafat antara tahun 220 dan 230M. Ada yang mengatakan al-Khawarizmi hidup sekitar awal pertengahan abad ke-9M. Sumber lain menegaskan beliau hidup di Khawarism, Usbekistan pada tahun 194H/780M dan meninggal tahun 266H/850M di BaghdadDalam pendidikan telah dibuktikan bahawa al-Khawarizmi adalah seorang tokoh Islam yang berpengetahuan luas. Pengetahuan dan keahliannya bukan hanya dalam bidang syariat tapi di dalam bidang falsafah, logika, aritmatika, geometri, musik, ilmu hitung, sejarah Islam dan kimia.

Al-Khawarizmi sebagai guru aljabar di Eropa


Beliau telah menciptakan pemakaian Secans dan Tangen dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi. Dalam usia muda beliau bekerja di bawah pemerintahan Khalifah al-Ma’mun, bekerja di Bayt al-Hikmah di Baghdad. Beliau bekerja dalam sebuah observatory yaitu tempat belajar matematika dan astronomi. Al-Khawarizmi juga dipercaya untuk memimpin perpustakaan khalifah. Beliau pernah memperkenalkan angka-angka India dan cara-cara perhitungan India pada dunia Islam. Beliau juga merupakan seorang penulis Ensiklopedia dalam berbagai disiplin. Al-Khawarizmi adalah seorang tokoh yang pertama kali memperkenalkan aljabar dan hisab. Banyak lagi ilmu pengetahuan yang beliau pelajari dalam bidang matematika dan menghasilkan konsep-konsep matematika yang begitu populer yang masih digunakan sampai sekarang.

PERANAN DAN SUMBANGAN AL-KHAWARIZMI

Sumbangsihnya dalam bentuk hasil karya diantaranya ialah :

1. Al-Jabr wa’l Muqabalah : beliau telah mencipta pemakaian secans dan tangens dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi.

2.Hisab al-Jabr wa al-Muqabalah : Beliau telah mengajukan contoh-contoh persoalan matematika dan mengemukakan 800 buah masalah yang sebagian besar merupakan persoalan yang dikemukakan oleh Neo. Babylian dalam bentuk dugaan yang telah dibuktikan kebenarannya oleh al-Khawarizmi.

3.Sistem Nomor : Beliau telah memperkenalkan konsep sifat dan ia penting dalam sistem Nomor pada zaman sekarang. Karyanya yang satu ini memuat Cos, Sin dan Tan dalam penyelesaian persamaan trigonometri , teorema segitiga sama kaki dan perhitungan luas segitiga, segi empat dan lingkaran dalam geometri.

Banyak lagi konsep dalam matematika yang telah diperkenalkan al-khawarizmi . Bidang astronomi juga membuat al-Khawarizmi terkenal. Astronomi dapat diartikan sebagai ilmu falaq [pengetahuan tentang bintang-bintang yang melibatkan kajian tentang kedudukan, pergerakan, dan pemikiran serta tafsiran yang berkaitan dengan bintang].

Pribadi al-Khawarizmi
Kepribadian al-Khawarizmi telah diakui oleh orang Islam maupun dunia Barat. Ini dapat dibuktikan bahawa G.Sarton mengatakan bahwa“pencapaian-pencapaian yang tertinggi telah diperoleh oleh orang-orang Timur….” Dalam hal ini Al-Khawarizmi. Tokoh lain, Wiedmann berkata…." al-Khawarizmi mempunyai kepribadian yang teguh dan seorang yang mengabdikan hidupnya untuk dunia sains".

Beberapa cabang ilmu dalam Matematika yang diperkenalkan oleh al-Khawarizmi seperti: geometri, aljabar, aritmatika dan lain-lain. Geometri merupakan cabang kedua dalam matematika. Isi kandungan yang diperbincangkan dalam cabang kedua ini ialah asal-usul geometri dan rujukan utamanya ialah Kitab al-Ustugusat[The Elements] hasil karya Euklid : geometri dari segi bahasa berasal daripada perkataan yunani iaitu ‘geo’ yang berarti bumi dan ‘metri’ berarti pengukuran. Dari segi ilmu, geometri adalah ilmu yang mengkaji hal yang berhubungan dengan magnitud dan sifat-sifat ruang. Geometri ini dipelajari sejak zaman firaun [2000SM]. Kemudian Thales Miletus memperkenalkan geometri Mesir kepada Yunani sebagai satu sains dalam kurun abad ke 6 SM. Seterusnya sarjana Islam telah menyempurnakan kaidah pendidikan sains ini terutama pada abad ke9M.

Algebra/aljabar merupakan nadi matematika. Karya Al-Khawarizmi telah diterjemahkan oleh Gerhard of Gremano dan Robert of Chaster ke dalam bahasa Eropa pada abad ke-12. sebelum munculnya karya yang berjudul ‘Hisab al-Jibra wa al Muqabalah yang ditulis oleh al-Khawarizmi pada tahun 820M. Sebelum ini tak ada istilah aljabar. 
Selengkapnya...

Ahmad Ibnu Majid: Singa Lautan di Abad ke-15 M

Singa Lautan. Begitulah dunia maritim Islam dan Barat menjuluki Ahmad Ibnu Majid. Navi gator Muslim di abad ke-15 itu sungguh sangat disegani para pelaut pada zamannya. Keberanian nya menantang ganasnya gelombang lautan menjadikannya seorang legendaris. Kemampuan dan keandalannya dalam seni navigasi dicatat dalam sejarah dengan tinta emas. Ibnu Majid yang terlahir di Julphar, sekarang dikenal Ras Al Khaimah, yang berada di salah satu dari tujuh kota Uni Emirat Arab pada 1421 M itu juga dikenal sebagai ahli pembuat peta atau kartografer. Muhammad Razi dalam karyanya bertajuk 50 Ilmuwan Muslim Populer mengungkapkan, masa hidup Ibnu Majid pada akhir abad ke-15 M, bertepatan dengan upaya penjelajah Eropa mencari jalur baru ke Asia.

Pada era itu pula, Portugis memiliki seorang pelaut terkemuka bernama Vasco Da Gama. Pelaut kenamaan dari Eropa itu memimpin sebuah ekspedisi bahari untuk menemukan Tanjung Harapan di selatan Afrika pada tahun1498 M. Penemuan itu membuat bangsa Eropa menemukan jalur baru ke benua Asia, yang sebelumnya harus melewati tanah Islam di Timur Tengah.
Keberhasilan Vasco da Gama itu tak ada artinya bila tak dibantu seorang navigator Mus lim yang pemberani. Dialah Ahmad Ibnu Majid ini. “Ia pernah diangkat sebagai naviga tor Vasco Da Gama, walau ternyata penelitian masa kini membuktikan bahwa bukannya dia, melainkan seorang Muslim dari Gujarat yang melakukannya,” ungkap Muhammad Razi.

Meski penelitian terbaru tak membuktikan nya, sejarah tetap mencatat Ibnu Majid sebagai seorang pelaut, navigator dan pembuat peta yang sangat masyhur. Tak cuma itu, ia pun berhasil menuliskan sebuah buku yang sangat diakui dan dikagumi. Pada saat hidup nya, Ibnu Majid pun telah mampu membuat kompas.

Dunia maritim bukanlah hal yang aneh bagi Ibnu Majid. Sejak kecil lautan telah men jadi bagian hidupnya, karena ia memang tumbuh dari keluarga pelaut. Tak aneh bila pada usia 17 tahun, Ibnu Majid sudah sangat jago mengemudikan kapal laut.

“Keluarga Ahmad Ibnu Majid berasal dari Najd di Semenanjung Arabi. Darah pelaut mengalir ditubuhnya. Hal ini karena kakek dan ayahnya juga merupakan seorang pelaut. Ayahnya bahkan pernah menulis buku tentang navigasi di lautan sekitar Hijaz,” tutur Muhammad Razi.

Lantaran terbiasa mengikuti pelayaran di Laut Merah bersama ayahnya, sang navigator bersama teman-temannya juga memiliki ide melakukan pelayaran di sejumlah daerah. Ber bekal keberanian dan tekad baja, ia bersa ma sekelompok pelaut melakukan penjela jahan yang lebih luas. Ibnu Majid pun meng arungi Samudera Hindia.

Penjelajahannya yang begitu lama di Samu dera Hindia membuat Ibnu Majid sangat memahami seluk beluk daerah itu. Malah, ia menulis sejumlah pandangannya yang sangat penting bagi dunia kelautan pada masa itu. Berkat keberaniannya menyusuri daerah baru yang jarang dikunjungi, Ibnu Majid pun kian dikenal. Setiap penjelajahannya didukung alat canggih seperti kompas yang dibuatnya sendiri, tentu saja kompas ini jauh lebih detail dari kompas modern.“Dengan bantuan kompasnya, ia juga berhasil menjelajahi daerah pantai Benua Afrika, mulai dari Luat Merah ke arah selatanlalu ke Barat hingga Maroko dan Laut Tengah. Tak diragukan lagi, ilmu kelautan adalah sesuatau hal yang sangat dikuasai dan dipahaminya, papar Muhammad Razi.

Seringnya ia melakukan penjelajahan di berbagai daerah, tentu saja membuatnya memiliki banyak kenalan dan teman. Hingga akhirnya ia bertemu dengan Vasco Da Gama, pelaut asal Purtugis itu. Mungkin karena Vas co Da Gama sangat mengagumi kompas yang dibuatnya serta pengetahuan yang dikuasai nya, Ibnu Majid pun diajakVasco da Gama untuk turut serta dalam ekspedisi pelayaran yang akan dipimpinnya.

Saat itulah, namanya semakin terkenal, tak hanya di dunia Muslim, tapi juga di dunia Barat. Pada saat membantu Vasco da Gama, ia mengendalikan perjalanan laut dari benua Afrika ke India. “Untuk mencapai Afrika Timur, orang Portugis mencari informasi secara terus menerus (menyeberangi) Laut Arab sampai seorang pelaut berbakat bernama Ahmad Ibnu Majid ikut terlibat dalam pekerjaan mereka,” papar Qutb al-Din al-Nah ra wali (1511-1582), dalam karyanya bertajuk al-Barq al-yamani fil-fath al-Uthmani, yang dipublikasikan tahun 1892.

Ibnu Majid yang tutup usia pada tahun 1500 M telah mewariskan sederet karya yang sangat penting bagi dunia pelayaran dan kelautan. GR Tibbetts dalam bukunya berjudul Arab Navigation in the Indian Ocean Before the Co ming of the Portuguese, mengungkapkan, karya terpenting dari Ibnu Majid adalah Kitab al-Fawaid fi Usul Ilm al-Bahr wal-Qawaid atau (Buku Pedoman tentang Prinsip dan Per aturan Navigasi), yang ditulisnya pada 1490 M. Buku ini tentu saja sangat bermanfaat, terutama untuk membantu orang teluk Persia menjangkau pantai In dia, Afrika Timur, dan tujuan lainnnya.

Kitab itu merupakan salah satu rujukan terpen ting dalam bidang kelautan pada zamannya. Buku itu merupakan ensiklopedia navigasi yang menjelaskan sejarah dan prinsip da sar navigasi, letak bulan, macam-macam kom pas, perbedaan cara berlayar di berbagai per air an, posisi bintang, jumlah angin musim, dan angin musim laut lainnya, topan, dan be be rapa topik lainya untuk navigator profesional.

Ibnu Majid menulis buku itu berdasarkan pengalaman pribadinya dan juga pengalaman ayahnya yang juga merupakan keluarga navigator terkenal, dan merupakan pengetahuan bagi generasi pelayaran Sa mu dra India. Selain dida sar kan pada pengalamannya, se mua karya Ibnu Majid juga di padukan dengan teori-teori navigasi yang diperoleh dari buku-buku yang ditulis pendahulunya.

Salah satu ilmuwan Muslim yang menjadi rujukan pemikir annya adalah Yaqut Al Hamawi. “Saya memposisikan Ahmad Ibnu Majid diatas Yaqut, karena penyebaran pandangan Ahmad Ibnu Majid begitu meluas dari dari dunia Islam hingga ke Barat, dan turut serta memajukan dasar-dasar ilmu kelautan yang mendukung munculnya pelayaran besar-besaran yang dilakukan Eropa ke seluruh penjuru dunia pada saat itu,” tutur GR Tibbetts.

Sedangkan, kata dia, pengaruh karya Yaqut sangat kuat dalam pengkajian daerahdae rah Islam pada masa itu. Namun pada saat yang sama pandangannya relatif tidak berpengaruh secara langsung terhadap dunia Barat. Begitulah peran dan jasa Ibnu Majid dalam mengembangkan ilmu navigasi dan pelayaran.

Ibnu Majid dan Keunggulan Dunia Islam
Kita menguasai 32 arah mata angin, tirfa, zam, serta pengukuran tinggi bintang, yang tak mereka miliki (Eropa). Mereka tidak menge tahui cara kita melakukan navigasi, tapi kita bisa mengetahui apa yang mereka lakukan dalam navigasi. Kita dapat menggunakan sistem navigasi mereka dan pelayaran de ngan kapal mereka, tutur Ibnu Majid dalam kitab yang ditu lisnya.

Ibnu Majid juga mengungkapkan keunggulan dunia pelayar an Islam lainnya. Menurut dia, Pelaut Muslim telah mengetahui bahwa Samudera Hindia terhubung dengan semua Samudera, dan kita bisa menguasai buku-buku ilmu pengetahuan yang memberikan penjelasan cara mengukur ketinggian bintang, tapi mereka tidak memiliki pengetahuan keting gian bintang.

Mereka tidak punya ilmu pengetahuan dan juga tidak punya buku-buku, hanya kompas dan perhitungan mati. Kita dapat dengan mudah berlayar di kapal mereka dan di atas laut mereka, sehingga mereka menghormati kita. Mereka mengakui kita memiliki ilmu pengetahuan yang lebih baik tentang laut dan navigasi dan hikmah bintang-bintang, tuturnya.

Karya-karya Ibnu Majid memberi pengaruh luas dalam dunia pelayaran baik di dunia Islam maupun dunia Barat. Karyanya telah memberi inspirasi dan semangat bagi para pelaut di zamannya untuk mela kukan penjelajahan. Padahal, sebelumnya sangat sedikit pelaut Arab yang berani mengarungi wilayah yang lebih jauh dari kawasan Laut Merah, Pantai Timur Afrika, hingga Pantai Tenggara Afrika atau Sofala, wilayah dekat Madagaskar.

Sebelum Ibnu Majid menulis buku tentang navigasi dan pelayaran, para pelaut pernah mencoba jalur berdasarkan peta yang dibuat Claudius Ptolemaeus. Dalam peta itu dijelaskan, di selatan Sofala terdapat daratan yang membentang hingga ke Cina di sebelah timur. Hanya celah sempit yang menghu bungkan Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.

Peta itu lalu dikoreksi Abu Raihan al-Biruni. Ilmuwan Muslim itu menjelaskan ada lautan, bukan hanya selat, yang menghubungkan dua samudra besar tersebut. Ibnu Majid pun membenarkan teori al-Biruni. Ia membenarkan terori al-Biruni berdasarkan pengalamannya menjelajahi lautan.

Menurut Ibnu Majid, di selatan Sofala terdapat selat yang menghubungkan Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Ia telah mengoreksi kesalahan peta yang dibuat Ptolemaeus. Semua itu berkat rasa keingintahuannya yang begitu besar tentang wilayah pantai Afrika secara keseluruhan. Saat itu, ia melakukan ekspedisi keliling benua Afrika mulai dari Laut Merah ke arah selatan lalu ke barat hingga Maroko dan Laut Tengah. Inilah yang mengantarkannya pada suatu kebenaran.

Ibnu Majid pun dikenal sebagai pembuat kompas dengan 32 arah mata angin. Tentu saja kompas ini jauh lebih detil dengan kompas buatan ahli masa itu, terutama orang Mesir dan Maroko. Kreasi itu akhirnya dikenal sebagai bentuk awal kompas modern.

Ketika Ibnu Majid bertemu dengan para pelaut Portugis yang terkenal dalam penjelajahannya, termasuk Vasco Da Gama, ia menunjukkan kompas buatannya itu. Kala itu, para pelaut Portugis sangat terkesima melihat kompas dengan 32 arah mata angin itu. Mereka juga mengaku belum pernah melihat kompas seperti itu sebelumnya 
Selengkapnya...

Jabir Ibnu Hayyan

Ilmu kimia di kemudian hari berkembang sangat pesat dan dikenal banyak orang. Tapi, hanya sedikit yang tahu siapa sejatinya orang pertama yang menemukan ilmu eksakta tersebut. Adalah Abu Musa Jabir Ibnu Hayyan (721-815 H), ilmuwan Muslim pertama yang menemukan dan mengenalkan disiplin ilmu kimia tadi. Lahir di kota peradaban Islam klasik, Kuffah (Irak), ilmuwan Muslim ini lebih dikenal dengan nama Ibnu Hayyan. Sementara di Barat ia dikenal dengan nama Ibnu Geber. Ayahnya, seorang penjual obat, meninggal sebagai 'syuhada' demi penyebaran ajaran Syi'ah. Jabir kecil menerima pendidikannya dari raja bani Umayyah, Khalid Ibnu Yazid Ibnu Muawiyah, dan imam terkenal, Jakfar Sadiq. Ia juga pernah berguru pada Barmaki Vizier pada masa kekhalifahan Abbasiyah pimpinan Harun Al Rasyid.
Ditemukannya kimia oleh Jabir ini membuktikan, bahwa ulama di masa lalu tidak melulu lihai dalam ilmu-ilmu agama, tapi sekaligus juga menguasai ilmu-ilmu umum. "Sesudah ilmu kedokteran, astronomi, dan matematika, bangsa Arab memberikan sumbangannya yang terbesar di bidang kimia," tulis sejarawan Barat, Philip K Hitti, dalam History of The Arabs. Berkat penemuannya ini pula, Jabir dijuluki sebagai Bapak Kimia Modern.
Dalam karirnya, ia pernah bekerja di laboratorium dekat Bawwabah di Damaskus. Pada masamasa inilah, ia banyak mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru di sekitar kimia. Berbekal pengalaman dan pengetahuannya itu, sempat beberapa kali ia mengadakan penelitian soal kimia. Namun, penyelidikan secara serius baru ia lakukan setelah umurnya menginjak dewasa.
Dalam penelitiannya itu, Jabir mendasari eksperimennya secara kuantitatif dan instrumen yang dibuatnya sendiri, menggunakan bahan berasal dari logam, tumbuhan, dan hewani. Jabir mempunyai kebiasaan yang cukup konstruktif mengakhiri uraiannya pada setiap eksperimen. Antara lain dengan penjelasan : “Saya pertamakali mengetahuinya dengan melalui tangan dan otak saya dan saya menelitinya hingga sebenar mungkin dan saya mencari kesalahan yang mungkin masih terpendam “.
Dari Damaskus ia kembali ke kota kelahirannya, Kuffah. Setelah 200 tahun kewafatannya, ketika penggalian tanah dilakukan untuk pembuatan jalan, laboratoriumnya yang telah punah, ditemukan. Di dalamnya didapati peralatan kimianya yang hingga kini masih mempesona, dan sebatang emas yang cukup berat.
Teori Jabir
Pada perkembangan berikutnya, Jabir Ibnu Hayyan membuat instrumen pemotong, peleburan dan pengkristalan. Ia menyempurnakan proses dasar sublimasi, penguapan, pencairan, kristalisasi, pembuatan kapur, penyulingan, pencelupan, pemurnian, sematan (fixation), amalgamasi, dan oksidasi-reduksi.
Semua ini telah ia siapkan tekniknya, praktis hampir semua 'technique' kimia modern. Ia membedakan antara penyulingan langsung yang memakai bejana basah dan tak langsung yang memakai bejana kering. Dialah yang pertama mengklaim bahwa air hanya dapat dimurnikan melalui proses penyulingan.
Khusus menyangkut fungsi dua ilmu dasar kimia, yakni kalsinasi dan reduksi, Jabir menjelaskan, bahwa untuk mengembangkan kedua dasar ilmu itu, pertama yang harus dilakukan adalah mendata kembali dengan metoda-metoda yang lebih sempurna, yakni metoda penguapan, sublimasi, destilasi, penglarutan, dan penghabluran.
Setelah itu, papar Jabir, memodifikasi dan mengoreksi teori Aristoteles mengenai dasar logam, yang tetap tidak berubah sejak awal abad ke 18 M. Dalam setiap karyanya, Jabir melaluinya dengan terlebih dahulu melakukan riset dan eksperimen. Metode inilah yang mengantarkannya menjadi ilmuwan besar Islam yang mewarnai renaissance dunia Barat.
Namun demikian, Jabir tetap saja seorang yang tawadlu' dan berkepribadian mengagumkan. "Dalam mempelajari kimia dan ilmu fisika lainnya, Jabir memperkenalkan eksperimen objektif, suatu keinginan memperbaiki ketidakjelasan spekulasi Yunani. Akurat dalam pengamatan gejala, dan tekun mengumpulkan fakta. Berkat dirinya, bangsa Arab tidak mengalami kesulitan dalam menyusun hipotesa yang wajar," tulis Robert Briffault.
Menurut Briffault, kimia, proses pertama penguraian logam yang dilakukan oleh para metalurg dan ahli permata Mesir, mengkombinasikan logam dengan berbagai campuran dan mewarnainya, sehingga mirip dengan proses pembuatan emas. Proses demikian, yang tadinya sangat dirahasiakan, dan menjadi monopoli perguruan tinggi, dan oleh para pendeta disamarkan ke dalam formula mistik biasa, di tangan Jabir bin Hayyan menjadi terbuka dan disebarluaskan melalui penyelidikan, dan diorganisasikan dengan bersemangat.
Terobosan Jabir lainnya dalam bidang kimia adalah preparasi asam sendawa, hidroklorik, asam sitrat dan asam tartar. Penekanan Jabir di bidang eksperimen sistematis ini dikenal tak ada duanya di dunia. Inilah sebabnya, mengapa Jabir diberi kehormatan sebagai 'Bapak Ilmu Kimia Modern' oleh sejawatnya di seluruh dunia. Dalam tulisan Max Mayerhaff, bahkan disebutkan, jika ingin mencari akar pengembangan ilmu kimia di daratan Eropa, maka carilah langsung ke karyakarya Jabir Ibnu Hayyan.
Puaskah Jabir? Tidak! Ia terus mengembangkan keilmuannya sampai batas tak tertentu. Dalam hal teori keseimbangan misalnya, diakui para ilmuwan modern sebagai terobosan baru dalam prinsip dan praktik alkemi dari masa sebelumnya. Sangat spekulatif, di mana Jabir berusaha mengkaji keseimbangan kimiawi yang ada di dalam suatu interaksi zat-zat berdasarkan sistem numerologi (studi mengenai arti klenik dari sesuatu dan pengaruhnya atas hidup manusia) yang diterapkannya dalam kaitan dengan alfabet 28 huruf Arab untuk memperkirakan proporsi alamiah dari produk sebagai hasil dari reaktan yang bereaksi. Sistem ini niscaya memiliki arti esoterik, karena kemudian telah menjadi pendahulu penulisan jalannya reaksi kimia.
Jelas dengan ditemukannya proses pembuatan asam anorganik oleh Jabir telah memberikan arti penting dalam sejarah kimia. Di antaranya adalah hasil penyulingan tawas, amonia khlorida, potasium nitrat dan asam sulferik. Pelbagai jenis asam diproduksi pada kurun waktu eksperimen kimia yang merupakan bahan material berharga untuk beberapa proses industrial. Penguraian beberapa asam terdapat di dalam salah satu manuskripnya berjudul Sandaqal-Hikmah (Rongga Dada Kearifan) .
Seluruh karya Jabir Ibnu Hayyan lebih dari 500 studi kimia, tetapi hanya beberapa yang sampai pada zaman Renaissance. Korpus studi kimia Jabir mencakup penguraian metode dan peralatan dari pelbagai pengoperasian kimiawi dan fisikawi yang diketahui pada zamannya. Di antara bukunya yang terkenal adalah Al Hikmah Al Falsafiyah yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin berjudul SummaPerfecdonis.
Suatu pernyataan dari buku ini mengenai reaksi kimia adalah: "Air raksa (merkuri) dan belerang (sulfur) bersatu membentuk satu produk tunggal, tetapi adalah salah menganggap bahwa produk ini sama sekali baru dan merkuri serta sulfur berubah keseluruhannya secara lengkap. Yang benar adalah bahwa, keduanya mempertahankan karakteristik alaminya, dan segala yang terjadi adalah sebagian dari kedua bahan itu berinteraksi dan bercampur, sedemikian rupa sehingga tidak mungkin membedakannya secara seksama. Jika dihendaki memisahkan bagianbagian terkecil dari dua kategori itu oleh instrumen khusus, maka akan tampak bahwa tiap elemen (unsur) mempertahankan karakteristik teoretisnya. Hasilnya adalah suatu kombinasi kimiawi antara unsur yang terdapat dalam keadaan keterkaitan permanen tanpa perubahan karakteristik dari masing-masing unsur."
Ide-ide eksperimen Jabir itu sekarang lebih dikenal/dipakai sebagai dasar untuk mengklasifikasikan unsur-unsur kimia, utamanya pada bahan metal, nonmetal dan penguraian zat kimia. Dalam bidang ini, ia merumuskan tiga tipe berbeda dari zat kimia berdasarkan unsur-unsurnya:

Air (spirits), yakni yang mempengaruhi penguapan pada proses pemanasan, seperti pada bahan camphor, arsenik dan amonium klorida,
Metal, seperti pada emas, perak, timah, tembaga, besi, dan
Bahan campuran, yang dapat dikonversi menjadi semacam bubuk.

Sampai abad pertengahan risalah-risalah Jabir di bidang ilmu kimia --termasuk kitabnya yang masyhur, yakni Kitab Al-Kimya dan Kitab Al Sab'een, telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Terjemahan Kitab Al Kimya bahkan telah diterbitkan oleh ilmuwan Inggris, Robert Chester pada 1444, dengan judul The Book of the Composition of Alchemy. Sementara buku kedua Kitab Al Sab'een, diterjemahkan oleh Gerard Cremona.
Berikutnya di tahun 1678, ilmuwan Inggris lainnya, Richard Russel, mengalihbahasakan karya Jabir yang lain dengan judul Summa of Perfection. Berbeda dengan pengarang sebelumnya, Richard-lah yang pertama kali menyebut Jabir dengan sebutan Geber, dan memuji Jabir sebagai seorang pangeran Arab dan filsuf. Buku ini kemudian menjadi sangat populer di Eropa selama beberapa abad lamanya. Dan telah pula memberi pengaruh pada evolusi ilmu kimia modern.
Karya lainnya yang telah diterbitkan adalah; Kitab al Rahmah, Kitab al Tajmi, Al Zilaq al Sharqi, Book of The Kingdom, Book of Eastern Mercury, dan Book of Balance (ketiga buku terakhir diterjemahkan oleh Berthelot). "Di dalamnya kita menemukan pandangan yang sangat mendalam mengenai metode riset kimia," tulis George Sarton. Dengan prestasinya itu, dunia ilmu pengetahuan modern pantas 'berterima kasih' padanya 
Selengkapnya...

Abu Raihan Al-Biruni

Abu Raihan Al-Biruni (juga, Biruni, Al Biruni) (15 September 973 - 13 Desember 1048) (Persia: ابوریحان بیرونی ; Arab: أبو الريحان البيروني) merupakan matematikawan Persia, astronom, fisikawan, sarjana, penulis ensiklopedia, filsuf, pengembara, sejarawan, ahli farmasi dan guru, yang banyak menyumbang kepada bidang matematika, filsafat, obat-obatan.

Abu Raihan Al-Biruni dilahirkan di Khawarazmi, Turkmenistan atau Khiva di kawasan Danau Aral di Asia Tengah yang pada masa itu terletak dalam kekaisaran Persia. Dia belajar matematika dan pengkajian bintang dari Abu Nashr Mansur.
Abu Raihan Al-Biruni merupakan teman filsuf dan ahli obat-obatan Abu Ali Al-Hussain Ibn Abdallah Ibn Sina/Ibnu Sina, sejarawan, filsuf, dan pakar etik Ibnu Miskawaih, di universitas dan pusat sains yang didirikan oleh putera Abu Al Abbas Ma'mun Khawarazmshah. Abu Raihan Al-Biruni juga mengembara ke India dengan Mahmud dari Ghazni dan menemani beliau dalam ketenteraannya di sana, mempelajari bahasa, falsafah dan agama mereka dan menulis buku mengenainya. Dia juga menguasai beberapa bahasa diantaranya bahasa Yunani, bahasa Suriah, dan bahasa Berber, bahasa Sansekerta.

Karya
Al-Biruni menulis banyak buku dalam bahasa Persia (bahasa ibunya) dan bahasa Arab.

Berikut karya-karya Al-Biruni ialah:

- Ketika berusia 17 tahun, dia meneliti garis lintang bagi Kath, Khwarazm, dengan menggunakan altitude maksima matahari.
- Ketika berusia 22, dia menulis beberapa hasil kerja ringkas, termasuk kajian proyeksi peta, "Kartografi", yang termasuk metodologi untuk membuat proyeksi belahan bumi pada bidang datar.
- Ketika berusia 27, dia telah menulis buku berjudul "Kronologi" yang merujuk kepada hasil kerja lain yang dihasilkan oleh beliau (sekarang tiada lagi) termasuk sebuah buku tentang astrolab, sebuah buku tentang sistem desimal, 4 buku tentang pengkajian bintang, dan 2 buku tentang sejarah.
- Beliau membuat penelitian radius Bumi kepada 6.339,6 kilometer (hasil ini diulang di Barat pada abad ke 16).

Hasil karya Al-Biruni melebihi 120 buah buku.

Sumbangannya pada bidang matematika yakni:

Aritmatika teoritis and praktis
penjumlahan seri
Analisis kombinatorial
kaidah angka 3
Bilangan irasional
teori perbandingan
definisi aljabar
metode pemecahan penjumlahan aljabar
Geometri
Teorema Archimedes
Sudut segitiga

Hasil keryanya selain bidang matematika yaitu:

Kajian kritis tentang ucapan orang India, apakah menerima dengan alasan atau menolak (bahasa Arab تحقيق ما للهند من مقولة معقولة في العقل أم مرذولة) - sebuah ringkasan tentang agama dan filosofi India
Tanda yang Tersisa dari Abad Lampau (bahasa Arab الآثار الباقية عن القرون الخالية) - kajian komparatif tentang kalender dari berbagai budaya dan peradaban yang berbeda, dihubungkan dengan informasi mengenai matematika, astronomi, dan sejarah.
Peraturan Mas'udi (bahasa Arab القانون المسعودي) - sebuah buku tentang Astronomi, Geografi dan Keahlian Teknik. Buku ini diberi nama Mas'ud, sebagai dedikasinya kepada Mas'ud, putra Mahmud dari Ghazni.
Pengertian Astrologi (bahasa Arab التفهيم لصناعة التنجيم) - pertanyaan dan jawaban model buku tentang matematika dan astronomi, dalam bahasa Arab dan bahasa Persia
Farmasi - tentang obat dan ilmu kedokteran
Permata (bahasa Arab الجماهر في معرفة الجواهر) tentang geologi, mineral, dan permata, dipersembahkan untuk Mawdud putra Mas'ud
URL: (Inggris) Al Beruni "On Stones" online complete text
Astrolab
Buku ringkasan sejarah
Riwayat Mahmud dari Ghazni dan ayahnya
Sejarah Khawarazm
Selengkapnya...

20 Ilmuan muslim

ini hanya sebagian dari ilmuan muslim masih banyak ilmuan dan cendikiawan muslim yang kita ketahui berikut 20 orang cendikiawan muslim
1.Ibnu Hayyan (731 M – 815 M)
Di Eropa dikenal dengan nama Jeber / Geber / Ceber. Beliau adalah seorang filosof dan ahli logika, yang bekerja di bidang fisika dan kedokteran. Namun, selain itu beliau juga memiliki keahlian yang luar biasa di bidang kimia. Beliau sangat mahir dalam perkara proses-proses pemisahan zat kimia, seperti : kristalisasi, destilasi, kalsinasi, ekstraksi, dan sebagainya. Keahlian lain yang dimiliki beliau, adalah kemampuan yang baik dalam membuat berbagai macam jenis zat asam. Sehingga tampak, bahwa beliaulah yang pertama kali menemukan berbagai macam prinsip-prinsip pemisahan zat dalam ilmu kimia dan fisika yang terpakai hingga zaman sekarang. Maka tampaklah, jika beliau tidak ada sudah pasti minyak bumi sampai sekarang tidak akan bisa diolah menjadi fraksi-fraksi, berupa : bensin, avtur, solar, dan sebagainya. Karena proses pengolahan minyak bumi menjadi fraksi-fraksi diatas berkaitan dengan proses destilasi. Jadi secara otomatis, tidak akan ada kegiatan industrialisasi dan transportasi, sampai saat ini, Selain itu, dapat juga kita lihat jika beliau tidak ada, bisa saja tidak akan ada proses pembuatan gula dan garam yang berkaitan dengan proses kristalisasi.

2. Al Khawarizmi (768 M – 840 M)
Di Eropa dikenal dengan nama Algorism. Beliau sangat terkenal dalam ilmu hitung atau aritmatika (ilmu deret), yang merupakan bagian dari ilmu matematika. Beliau memiliki sebuah buku yang sangat terkenal yaitu Aljabar wal Muqobalah yang sangat terkenal di Eropa. Adapun bentuk karya beliau yang fenomenal antara lain :
• Algorithm atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah Algoritma yang dapat diartikan secara umum sebagai urutan langkah yang harus ditempuh dalam memecahkan suatu permasalahan. Algoritma merupakan jantung ilmu informatika / komputer, tanpa beliau sudah pasti dapat diketahui bahwa tidak akan ada tekhnologi komputer di zaman modern ini.
• Dalam bidang keilmuan geografi dan perbintangan (astronomi), beliau juga memiliki karya yang fenomenal hal ini dibuktikan dengan adanya karya beliau dalam bidang tabel astronomis.

3. Al Kindi (801 M – 873 M)
lebih dikenal dengan nama latin Alkindus. Beliau adalah seorang filosof, namun juga memiliki keahlian di berbagai macam bidang sains, seperti : kimia, fisika, geografi, kedokteran dan matematika. Karya-karya beliau yang fenomenal, terdapat dalam bidang keilmuan sains berikut :
• Dalam bidang optika geometrik, sebenarnya beliaulah yang membahas hukum pemantulan cahaya pertama kali sebelum disempurnakan dengan sebuah persamaan matematis oleh matematikawan berkebangsaan Belanda Willebrord Snellius (1580 M – 1626 M) pada tahun 1621 (kurang lebih delapan abad setelahnya). Alkindus telah berhasil menemukan hukum pemantulan cahaya, yang berbunyi : ”sudut datang sama besarnya dengan sudut pantul”, yang mana penemuan beliau merupakan dasar ilmu penemuan dan pengembangan alat-alat optik di zaman-zaman selanjutnya, termasuk di zaman modern saat ini, seperti : teropong (teleskop), kacamata, proyektor, mikroskop, lup dan sebagainya.
• Dalam bidang fenomena gelombang beliau juga memiliki sejumlah karya yang fenomenal, yang banyak terpakai dalam pengembangan ilmu pengetahuan di zaman modern ini, semua karya beliau tentang optika geometrik dan fenomena gelombang telah terintegrasi dalam ilmu fisika di zaman modern ini. Tampaknya, kita semua harus bersyukur dengan kehadiran beliau dalam percaturan ilmu sains. Jika beliau tidak ada, maka di zaman modern ini, tidak akan ada : Teropong, Slide, OHP, Hand Phone, Telepon, Televisi, Radio, Sistem Navigasi dan sebagainya.
• Dalam bidang kimia, beliau telah berhasil mematahkan ajaran Mesir kuno tentang transmutasi logam-logam menjadi emas. Terbukti hingga saat ini tidak ada eksperimen kimia yang berhasil merubah sebuah logam menjadi emas.
• Dan masih banyak lagi.
Keterangan : transmutasi logam-logam adalah adanya sebuah usaha untuk merubah sebuah logam, seperti : besi, timah, nikel, dan sebagainya menjadi emas.

4. Ibnu Qurroh (826 M – 901 M)
ahli ilmu perbintangan (astronomi) dan matematika. Selain ahli matematika dan astronomi, beliau banyak menulis di bidang kedokteran, fisika dan ilmu filsafat.
5. Al Battani (858 M – 929 M)
lebih dikenal dengan nama latin Albategnius. Beliau adalah ahli matematika dan astronom. Beliau mamiliki dua karya yang fenomenal dalam matematika dan astronomi, yaitu :
• Dalam bidang matematika, sebenarnya beliaulah yang pertama kali memperkenalkan fungsi trigonometri, berupa : sinus, cosinus, tangens, secan, cosecan dan cotangens.
• Dalam bidang astronomi, beliaulah yang paling pertama sekali yang berhasil mengukur lamanya waktu dalam satu tahun masehi secara teliti, yaitu : 365 hari 5 jam 46 menit 24 detik. Sehingga dari hasil pengukuran beliau inilah, terdapat suatu perhitungan yang menyatakan bahwa sekali dalam kurun waktu 4 tahun adanya satu tahun kabisat dalam tahun masehi.
Namun, sayang sangat banyak diantara kaum cendikiawan muslim dari berbagai disiplin ilmu saat ini yang tidak mengenal beliau. Bahkan yang sangat disayangkan lagi, mereka yang tidak mengenal beliau, banyak yang berkecimpung di bidang matematika dan astronomi. Padahal tanpa beliau, tidak akan ada perkembangan ilmu matematika, astronomi dan aplikasinya di bidang tekhnologi yang berkaitan hingga saat ini, terutama sekali pengembangan dan penemuan IPTEK yang banyak mempergunakan fungsi trigonometri dalam proses penciptaan dan pengembangannya.

6. Ar Razi (865 M – 925 M)
lebih dikenal dengan nama latin Rhazes. Beliau adalah ahli kedokteran klinis dan kimia. Karya beliau yang paling fenomenal adalah di bidang kimia, yang dapat dikatakan sebagai penerus kiprah Ibnu Hayyan. Beliau mempergunakan peralatan yang canggih, sehingga bisa mengamati dan mencatat perlakuan kimiawi kepada objek eksperimen yang ditelitinya di laboraturium. Sehingga, semua hasil eksperimen beliau telah dibukukan dalam bentuk sebuah buku karangan beliau, berupa buku manual laboraturium dan berhasil menjadi buku pegangan untuk setiap objek eksperimen kimia di sejumlah laboraturium terkemuka di Eropa, selama berabad-abad.
7. Al Farabi (870 M – 950 M)
di Eropa lebih dikenal dengan nama Alpharabius. Beliau adalah seorang filosof terkemuka. Namun, demikian beliau juga ahli dalam bidang : sosial politik, matematika, farmasi dan fisika. Karya beliau yang paling fenomenal dalam ilmu fisika adalah mengenai fenomena gelombang bunyi yang dipergunakan dalam not nada musik, yang dimulai dengan nada dasar pada frekuensi 440 Hz hingga kenaikkan dalam frekuensi tertentu, yang dapat menghasilkan bunyi not nada secara bertingkat. Semua hasil karya beliau telah terdokumentasi dalam bukunya yang berjudul Kitab Al Musiqa. Selain itu masih ada lagi karya beliau di bidang : etika, ilmu sosial dan politik.
8. Az Zahrawi (936 M – 1013 M)
lebih dikenal dengan nama latin Albucasis. Beliau adalah ahli kedokteran dan kedokteran gigi terkemuka, yang banyak membidani lahirnya ilmu kedokteran dalam spesialisasi ilmu bedah dan ilmu kedokteran gigi. Adapun hasil karya Beliau, antara lain :
• Karena beliau ahli bedah tersohor di zamannya, di dalam bukunya yang berjudul At Tasif, yang merupakan ensiklopedi medis raksasa yang terdiri atas 30 jilid, terdapat uraian tekhnik tentang pengambilan batu ginjal lewat bedah, bedah mata, bedah telinga dan bedah tenggorokkan. Selain itu, dalam buku tersebut beliau juga menampilkan bagaimana tekhnik membedah dan mengambil janin yang telah mati di dalam rahim seorang ibu dan tekhnik amputasi bagian tubuh manusia. Dalam buku tersebut dilengkapi dengan diagram kerja praktis dan macam-macam peralatan yang akan dipergunakan dalam proses pembedahan.
• Dalam ilmu kedokteran gigi, beliau juga berhasil mematenkan tekhnik pembuatan protese dan cara memperbaiki gigi-geligi yang bengkok.
9. Al Buzjani (940 M – 997 M)
beliau adalah penerus Al Battani, yang memiliki keahlian dalam bidang matematika dan astronomi. Bukunya yang terkenal yaitu : ’Ilm Al Hisab (aritmatika) dan ’Ilm Al Handasah (geometri). Beliau juga telah berhasil membuat tabel zhil dan meneruskan kiprah Al Battani dalam rangka pengembangan ilmu trigonometri, menjadi trigonometri sferik yang membidani banyaknya lahir teori dalam ilmu astronomi hingga zaman sekarang. Namun, setali tiga uang dengan Al Battani, sangat banyak diantara kaum cendikiawan muslim saat ini yang tidak kenal dengan siapa itu Al Buzjani ? Bahkan, diantara mereka yang tidak kenal beliau, malah ada yang berkecimpung di bidang keilmuan sains atronomi dan matematika.

10. Ibnu Al Haitham (965 M – 1039 M)
lebih dikenal dengan nama latin Alhazen. Beliau adalah sosok intelektual muslim sangat jenius yang memiliki banyak keahlian di bidang : matematika, fisika, astronomi dan kedokteran, sehingga banyak menghasilkan banyak karya yang sangat fenomenal yang merupakan dasar pengembangan ilmu sains hingga saat ini, terutama di bidang : matematika, fisika, astronomi dan kedokteran. Hal ini dapat kita lihat dari beberapa hasil karya beliau, antara lain :
• Dalam bidang matematika, beliaulah ilmuwan pertama yang berhasil menggabungkan aljabar dengan geometri, sehingga menghasilkan cabang ilmu geometri analitik.
• Dalam bidang kedokteran dalam sebuah bukunya Kitab Al Manazhir beliau berhasil membahas secara tuntas mengenai anatomi mata manusia, yang merupakan dasar ilmu mutlak yang harus dipelajari bagi mahasiswa kedokteran hingga saat ini.
• Dalam sains fisika beliau memiliki sangat banyak karya yang fenomenal, diantaranya :
a) Dalam melanjutkan kiprah Al Kindi di bidang optika geometrik beliau berhasil melakukan berbagai macam analisis tentang pemantulan cermin dan lensa, meneliti tentang pemantulan pada cermin sferis dan parabolis, meriset pembiasan lensa.
b) Dalam mekanika klasik beliau telah berhasil membahas mengenai gaya aksi-reaksi antara dua benda yang saling berinteraksi, dimana dalam hal ini beliau sangat jauh mendahului Sir Isaac Newton (1642 M - 1727) selama 6 abad, yang baru mengemukakan salah satu postulatnya tentang hal ini, dalam sebuah postulat yang dikenal dengan Hukum III Newton.
c) Karya beliau dalam mekanika klasik adalah yang masih terpakai hingga saat ini, yaitu tentang konsep kelembaman benda yang dikenal dengan momen inersia dan konsep torka (momen gaya).
d) Dan masih banyak lagi karya beliau yang terpakai dalam pengembangan ilmu fisika hingga saat ini.
Namun, sayang hingga saat ini nama beliau tidak begitu populer dikalangan candikiawan muslim, tidak seperti : Archimedes, Galileo Galelei, Albert Einstein, Johanes Bernoulli, Erwin Schrodinger, Richard P. Feynman, James Clark Maxwell, Marrie Currie dan sebagainya yang terus terlahir di zaman modern ini dengan berbagai macam penemuannya yang dapat menghasilkan nobel.

11. Al Bairuni (937 M – 1048 M)
beliau adalah seorang ilmuwan muslim yang cukup kompleks, yang memiliki banyak keahlian di bidang : geografi, matematika, fisika, geologi, farmasi, kedokteran dan astronomi. Dari sosok beliau yang sangat cerdas, telah mampu menghasilkan beberapa karya fenomenal, antara lain :
• Dalam keilmuan geologi beliau telah menulis sebuah buku yang berjudul Kitab Al Jamahir. Buku ini banyak berisikan tentang mineral yang terkandung di dalam lapisan tanah.
• Dalam bidang astronomi beliau juga telah menulis sebuah buku yang berjudul Qanun Al Mas’udi, dimana dalam buku inilah yang menjadikan beliau sebagai orang pertama yang berhasil menceritakan tentang perputaran bumi mengelilingi sumbunya. Disamping itu, secara spektakuler dalam buku ini pula beliau berhasil menyatakan bahwa universalitas gaya tarik menarik yang sama antara benda yang ada dilangit dan di bumi, yang selanjutnya di kenal dengan hukum gravitasi Newton.
• Dalam bidang keilmuan farmasi dan kedokteran, beliau juga memiliki sebuah karya yang sangat fenomenal yang terdapat dalam buku beliau yang berjudul Kitab As Saidina, yang berisikan segala macam pengobatan berbagai macam penyakit secara komplit pada waktu itu.
• Dan masih banyak lagi karya beliau.

12. Ibnu Sina (980 M – 1037 M)
lebih dikenal dengan nama latin Avicenna. Beliau adalah sosok intelektual muslim yang sangat super jenius yang nyaris tidak ada tandingannya hingga sekarang, terbukti saat berusia 10 tahun beliau telah hafal Al Qur’an sebanyak 30 juz dan pada umur 18 tahun beliau telah menguasai semua ilmu pengetahuan yang ada pada saat itu (baik sains maupun sosial), terlihat bahwa Ibnu Sina adalah sosok yang berwawasan sangat luas. Beliau adalah bapak kedokteran sedunia, terbukti beliau sangat banyak membidani kelahiran ilmu-ilmu kedokteran yang dimanfaatkan oleh banyak kaum terpelajar yang mendalami ilmu kedokteran hingga saat ini dan tak lekang oleh waktu dan zaman. Bukunya yang terkenal di bidang kedokteran yaitu Qanun Fi At Thibb, yang telah barabad-abad menjadi pegangan di universitas-universitas di Eropa. Selain itu beliau juga menulis buku dalam jumlah kurang lebih sekitar 500 buah buku, dalam bidang keilmuan : Matematika, Astronomi, Fisika, Mineralogi, Ekonomi dan Politik. Namun, sayang hampir separuh buku karya beliau telah lenyap saat ini, pasca tentara Mongol meyerbu kota Baghdad.

13. Az Zarqali (1025 M – 1087 M)
adalah ahli astronomi dan mekanika planet yang berdomisili di Cordoba, Spanyol. Beliau sangat jauh mendahului Johannes Keppler (1571 M – 1630 M) bersama Tycho Brahe, dalam masalah teori garis edar planet dalam rangka mengelilingi matahari. Dimana 500 tahun (lima abad) sebelum Keppler merumuskan dan mengumumkan tiga postulatnya, beliau telah mengeluarkan teori yang berbunyi ”planet-planet beredar mengelilingi matahari berada dalam lintasan berbentuk elips.” Namun, sayang teori ini dibantah keras oleh para penganut ajaran Ptolemaeos dari kalangan umat nasrani Eropa Barat melalui sebuah perdebatan yang sangat alot, yang disertai dengan berbagai macam adu argumen pada waktu itu. Sama-sama dapat kita lihat pada akhirnya mereka yang membantahlah yang kalah sebenarnya, setelah kebenarannya dibuktikan dan disempurnakan oleh Keppler melalui tiga postulatnya lima abad setelah perdebatan tersebut. Namun, sayang bukan Az Zarqali yang lebih dikenang kebanyakkan umat dan cendikiawan muslim saat ini, akan tetapi Keppler dan Brahe-lah yang berstatus sebagai peneliti ulang sekaligus penyempurna dari teori Az Zarqali-lah, yang sangat terkenal dikalangan kebanyakkan cendikiawan muslim dimanapun berada saat ini. Az Zarqali adalah sosok ilmuwan muslim yang terlupakan bagi kebanyakkan kalangan kaum cendikiawan muslim saat ini, tidak seperti Keppler dan Brahe yang lebih populer di banyak kalangan cendikiawan muslim saat ini.

14. Al Khayyam (1038 M – 1148 M)
beliau adalah sosok seorang ilmuwan di bidang : matematika dan fisika yang jenius, dengan beberapa karya fenomenal, antara lain :
• Dalam bidang matematika, beliau merupakan ahli aljabar dengan penemuan paling fenomenal adalah berupa koefisien binomial, yang sangat jauh (sekitar 6 abad) mendahului Blaise Pascal (1623 M – 1662 M) sebelum menemukan segitiganya yang terkenal yang disebut dengan segitiga Pascal, dan sangat jauh (sekitar 6 abad) mendahului Sir Isaac Newton (1642 M - 1727) sebelum mengeluarkan konsep binomial Newtonnya.
• Disamping itu masih ada karya beliau yang cukup fenomenal dalam bidang matematika yaitu, berupa kemampuannya dalam memecahkan masalah-masalah kubik, dan perhitungan yang akurat dalam perhitungan luas bangun datar bidang dua dimensi dan volume bangun ruang benda tiga dimensi, yang mengilhami lahirnya teori integral pada abad-abad setelahnya.
• Selain itu masih ada beberapa karya beliau yang terkenal lagi, yaitu di bidang : sya’ir, sufi dan fisika.
Namun, sayang hingga saat ini nama beliau tidak begitu populer dikalangan candikiawan muslim, tidak seperti : Leonhard Euler, Augustin-Louis Cauchy, George Freidrich Bernard Reiman, Sonya Kovalevsky dan sebagainya yang terus terlahir di zaman modern ini dengan berbagai macam penemuannya yang dapat menghasilkan nobel.

15. Al Ghazzali (1058 M – 1111 M)
lebih dikenal dengan nama latin Algazel. Beliau adalah seorang guru sufi yang terlahir di zaman puncak keemasan umat. Selain sebagai seorang guru sufi, beliau juga menguasai ilmu logika dan ilmu filsafat dengan baik. Ketika melihat penyimpangan-penyimpangan perkembangan sains di lingkungan umat, beliau langsung melontarkan kritik tajam terhadap mereka yang menyeleweng.

16. Ibnu Zuhr (1091 M – 1161 M)
lebih dikenal dengan nama latin Avonzora, adalah seorang ahli di dalam bidang : kedokteran, psikologi dan parasitologi terkemuka di zaman puncak keemasan umat. Dalam kegiatan pengobatannya beliau selalu mempergunakan prinsip psikologi dan merupakan ilmuwan pertama yang mempelopori penerapan diet (dilengkapi dengan cara yang terbaik) bagi para pasien yang membutuhkannya. Bukunya yang terkenal yaitu At Taisir Fi Al Mudawat Wa At Tadbir.

17. Al Idrisi (1099 M – 1166 M)
beliau adalah sosok ilmuwan biologi dan geografi yang sangat cerdas di zaman puncak keemasan umat. Spesialisasi yang paling menonjol dari beliau adalah botani. Terbukti beliau punya pengetahuan yang banyak dalam bidang tetumbuhan. Adapun karya beliau antara lain :
• Dalam bidang botani beliau punya pengetahuan yang banyak tentang tumbuh-tumbuhan berkhasiat yang bisa di proses menjadi bahan baku obat-obatan, yang semuanya telah dituliskan dalam bukunya yang berjudul Kitab Al Jami’li Shifati Al Asytat Al Nabatat.
• Dalam bidang geografi, dalam sebuah bukunya yang berjudul Kitab Al Mamalik Wa Al Masalik, beliau juga telah mampu menceritakan sejumlah kawasan di benua Asia, Afrika dan Eropa, yang berkaitan dengan faktor : ekonomi, fisis dan kebudayaan daerah setempat, yang dapat dipakai sebagai pedoman untuk mempelajari kebudayaan dan kondisi masyarakat setempat, dalam rangka menyiarkan dakwah bagi para saudagar dari gujarat arab dan persia yang akan menyiarkan islam di berbagai belahan bumi pada waktu itu, termasuk Indonesia.
Maka tampaklah, Al Idrisi adalah pahlawan kita semua dan sudah semestinya kita berterima kasih kepada beliau dan bersyukur kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahi beliau kecerdasan yang luar biasa. Tanpa beliau, maka akan sangat mungkin sekali para saudagar arab dan persia akan menemui kesulitan untuk menyiarkan Islam di berbagai belahan bumi, termasuk Indonesia.

18. Ibnu Rusyd (1126 M – 1198 M)
atau lebih dikenal dengan nama latin Averroes adalah seorang ahli filosof dan ahli hukum terkenal. Namun demikian beliau juga ahli dalam bidang ilmu sains, seperti : kedokteran, astronomi dan fisika. Bukunya yang terkenal, yaitu Tahafutu Al Falasifa dan Tahafutu At Tahafut. Beliau sangat terkenal dalam ajaran rasionalisme yang selama berabad-abad telah diajarkan di unversitas-universitas terkemuka di Eropa yang memiliki banyak pengikut.

19. Ibnu Nafis (1213 M – 1288 M)
adalah penerus Ibnu Sina di bidang ilmu kedokteran yang jauh medahului ahli kedokteran bernama Harvey selama berabad-abad. Beliau mahir dalam mengungkapkan sistem pembuluh darah dalam tubuh manusia, termasuk dalam hal ini menyangkut sistem peredaran darah (vasikuler) dalam tubuh manusia dan menguraikan struktur bronkus pada paru-paru manusia, termasuk dalam hal ini berupa interaksi pembuluh darah, udara dan darah dalam sistem organ paru-paru manusia. Selain itu, terdapat lagi sebuah karya beliau yang paling fenomenal yang terpakai dalam dunia medis hingga zaman sekarang, yaitu mengenai struktur pembuluh darah koroner yang terdapat dalam jantung manusia.

20. At Tusi (1201 M – 1274 M)
adalah sosok orang sangat cerdas dan berpengetahuan sangat komplek yang terlahir di zaman pada saat umat mulai mengalami fase kemunduran di bidang sains. Terbukti dia memiliki keahlian di bidang : filsafat, matematika, astronomi, kedokteran, farmasi, fisika dan teologi. Beliau menulis banyak hal tentang geometri, aljabar, aritmatika, trigonometri, obat-obatan, dasar ilmu logika, etika, teologi, puisi dan metafisika. Karya beliau yang paling fenomenal adalah tentang trigonometri sferis, termasuk enam rumus dasar untuk memecahkan problema yang menyangkut segitiga tegak sferis, yang meneruskan kiprah para ilmuwan sebelumnya yaitu Al Battani dan Al Buzjani.
Setelah mengalami puncak kejayaan umat pada tahun 1150 M, sains di kalangan umat Islam mulai mengalami penurunan. Sehingga setelah abad ke-15 sekitar tahun 1400 M, sains di kalangan umat Islam telah mengalami penurunan yang sangat drastis (telah redup), seperti yang dapat kita rasakan sekarang.
Sekian catatan sederhana ini saya buat, kepada Allah SWT saya memohon ampun Astaghfirullaahal’azhiim.
Kepada para pembaca yang saya hormati, sebagai saudara seiman dan seagama dimanapun berada, saya mohon maaf yang sedalam-dalamya jika ada kata-kata yang tidak pada tempatnya dalam catatan ini dan mohon maaf pula atas segala kekurangan dalam catatan ini. Selain itu, kepada para pembaca yang terhormat dimanapun berada, saya juga mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan catatan ini.


Selengkapnya...

Bediüzzaman Said Nursî

Bediüzzaman Said Nursî (1878 – 23 Maret 1960) adalah seorang ulama Islam terkemuka yang menulis Risale-i Nur, sebuah karya tafsir Al-Qur'an setebal lebih dari enam ribu halaman. Ia dikenal dengan sebutan Bediüzzaman, yang berarti "keajaiban zaman".Bediuzzaman Said Nursi atau singkatnya Said Nursi adalah bintang intelektual muslim yang berpengaruh di dunia muslim khususnya di Turki selama periode akhir Tanzhimat (Reformasi di era Khilafah Utsmaniyah), era partai tunggal CHP (Cumhuriyet Halk Partisi) pimpinan Mustafa Kamal hingga mulai berhembusnya nafas kebebasan tahun 1950-an. Lebih dari itu, beliau berpengaruh hingga kini terhadap kehidupan intelektual dan keberagamaan di dunia muslim, itu semua berkat mahakaryanya Risalah An-Nur, empat volume buku yang oleh, Dr Turner, muallaf Inggris, sebagai tafsir Laa Ilaaha Illa Allah paling lengkap. Said Nursi dilahirkan di desa pegunungan di Timur Turki (Anatolia) tepatnya di provinsi Bitlis. Said nama pemberian ayahnya sedangkan Nursi merujuk pada desa kelahirannya Nurs. Adapun Bediuzzaman adalah gelar yang diberikan masyarakat kepadanya karena kapasitas intelektualnya yang luar biasa sedari remaja. Bediuzzaman sendiri berarti keajaiban zaman. Hal ini dikarenakan Said Nursi remaja telah menguasai berbagai macam keilmuan Islam bahkan melebihi apa yang dikuasai para tokoh agama senior. Bahkan, Said Nursi mampu menjawab berbagai pertanyaan apapun, sesulit apapun yang diajukan oleh berbagai ulama. Itu diakui oleh ulama-ulama di Istanbul ketika Said Nursi pertama kali datang kesana.Sejak di Istanbul itulah beliau mulai dikenal secara nasional.

Sebagai seorang ulama dan pemikir Said Nursi melakukan perjuangan intelektual. Said Nursi melihat kekafiran modern berakar dari sains dan filsafat, bukan dari kebodohan sebagaimana dikemukakan oleh orang-orang sebelum dia. Said Nursi memang hidup di zaman ketika materialisme dan naturalisme (evolusionisme) Eropa menggerogoti sendi-sendi khilafah dan umat Islam. Umat Islam terperosok ke dalam jurang yang dalam tanpa dapat menolong dirinya sendiri. Said Nursi meyakini bahwa yang bisa menyelamatkan umat Islam adalah kembali kepada Al-Quran.

Al-Quran bagi Said Nursi adalah senjata yang ampuh yang akan mengembalikan kemuliaan dan keagungan umat Islam. Maka mulailah, pada periode Said Baru (pasca periode Said Lama dimana ia terjun di dunia politik praktis di pusaran Istanbul dan Ankara), ia mendedah Al-Quran dan menghasilkan Risalah An-Nur yang menakjubkan.

Risalah An-Nur sendiri adalah keajaiban Al-Quran. Ketika Islam dan umat Islam di Turki dihinakan sedemikian rupa, (Bahkan adzan pun dilafalkan dalam bahasa Turki, aturan ini dicabut tahun 1950). Risalah An-Nur justru tampil memulia-kannya dan membela kehormatannya. Kitab empat volume yang mencapai 5000 halaman ini ditulis dalam rentang tiga dekade pasca Mustafa Kamal mulai memusuhi Said Nursi. Sejak saat itu Said Nursi ditangkap dan ditahan. Ia berpindah-pindah dari satu penjara ke penjara lainnya, dari satu pembuangan ke pembuangan lainnya. Said Nursi mengalami kesendirian dalam pengasingan berbulan-bulan dalam dinginnya pegunungan Barla, penjara Denizli, Eskisehir, Denizli dan Afyon. Selama masa itulah Risalah An-Nur ditulis dalam segala penderitaan dan kepedihan Said Nursi menjalani siksaan demi siksaan.

Risalah An-Nur mencakup spektrum yang luas: Tauhid, Keajaiban Al-Quran, argumentasi-argumentasi yang brilian bagaimana membuktikan keimanan dan penciptaan serta penyakit-penyakit umat manusia dan obatnya. Sekali lagi itu ditujukan untuk merobohkan materialisme. Sementara Risalah An-Nur juga berbicara aspek Islam yang luas lainnya untuk memberikan harapan-harapan kepada murid-muridnya di seantero Turki. Risalah An-Nur tidak ditulis sekaligus secara utuh, melainkan ditulis bagian per bagian baik pada Al-Kalimat (The Words), Al-Maktubat (The Letters), Asy-Sya-a-at (The Rays) dan Al-Lama'at (The Flashes). Risalah An-Nur diselundupkan (dari penjara atau pembuangan) dan disebarkan dari tangan ke tangan, dari murid Said Nursi kepada masyarakat luas, dari satu kota ke kota lain. Keseluruhan Risalah An-Nur ditulis tangan dan disebarkan dengan cara disalin dengan tulisan tangan kembali untuk dibaca ulang dan disebarkan kembali. Begitu dan begitu hingga Risalah An-Nur bisa dicetak tahun 1950-an. Itu pun baru sebagian kecil. Oleh karena itulah penyalin dan pembaca Risalah An-Nur dikenal sebagai murid-murid Risalah An-Nur (The Students of Risale-i Nur). Anehnya, begitu bencinya pemerintahan CHP kepada Said Nursi hingga melarang penyebaran Risalah An-Nur. Teror pihak keamanan juga mengancam murid-murid Risalah An-Nur. Sudah terjadi ribuan sidang yang memperkarakan kasus ini.
Besarnya tekanan terhadap Said Nursi dan murid-muridnya justru membuat Risalah An-Nur justru makin berkibar, ia makin dicintai oleh manusia yang mencintai keimanannya. Islam memang tertindas dan jadi terasing di Turki, yang pernah menjadi jantung khilafah. Tapi Islam dan Al-Quran justru tetap hidup menjaga keimanan bangsa Turki khususnya dan umat Islam secara keseluruhan. Bisa dipastikan bahwa berbagai gerakan pemikiran keagamaan di Turki dipengaruhi Risalah An-Nur. Termasuk tokoh sekaliber Fethullah Gülen dan terakhir Harun Yahya sangat dipengaruhi pemikiran Said Nursi dan Risalah An-Nur-nya. Bahkan Harun Yahya mengakui Said Nursi sebagai guru spiritualnya (meskipun tidak pernah bertemu), lebih dari 250 buku karya Harun Yahya adalah perluasan, penafsiran dan penjelasan lebih terperinci dari Risalah An-Nur yang memiliki bobot bahasa dan kandungan isinya yang berat. Sehingga mesti dibaca dengan penuh perhatian.
Usia Said Nursi memang panjang hingga 85 tahun. Yang mengagumkan adalah perjuangannya yang tidak pernah berhenti. Di akhir hayatnya ia masih mengunjungi berbagai kota untuk bertemu murid-muridnya dalam keadaan kondisi fisik yang buruk. Said Nursi meninggal pada 23 Maret 1960 bertepatan dengan 25 Ramadhan 1379 di Urfa. Pemakamannya dihadiri puluhan ribu umat. Tiga bulan kemudian makamnya dibongkar oleh junta militer yang baru mengkudeta pemerintahan Adnan Menderes (yang banyak memberi kebebasan pada Said Nursi namun tidak berdaya menghadapi serangan kelompok sekuler) dan dimakamkan kembali di tempat yang tidak diketahui hingga kini.

http://kembalikedesa.multiply.com/journal/item/27
Selengkapnya...

Sejarah Indonesia meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang yang dimulai sejak zaman prasejarah berdasarkan penemuan "Manusia Jawa" yang berusia 1,7 juta tahun yang lalu. Periode sejarah Indonesia dapat dibagi menjadi lima era: Era Prakolonial, munculnya kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha serta Islam di Jawa dan Sumatera yang terutama mengandalkan perdagangan; Era Kolonial, masuknya orang-orang Eropa (terutama Belanda) yang menginginkan rempah-rempah mengakibatkan penjajahan oleh Belanda selama sekitar 3,5 abad antara awal abad ke-17 hingga pertengahan abad ke-20; Era Kemerdekaan Awal, pasca-Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (1945) sampai jatuhnya Soekarno (1966); Era Orde Baru, 32 tahun masa pemerintahan Soeharto (1966–1998); serta Era Reformasi yang berlangsung sampai sekarang.
Prasejarah
Secara geologi, wilayah Indonesia modern (untuk kemudahan, selanjutnya disebut Nusantara) merupakan pertemuan antara tiga lempeng benua utama: Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik (lihat artikel Geologi Indonesia). Kepulauan Indonesia seperti yang ada saat ini terbentuk pada saat melelehnya es setelah berakhirnya Zaman Es, hanya 10.000 tahun yang lalu.
Replika tempurung kepala manusia Jawa yang pertama kali ditemukan di Sangiran

Pada masa Pleistosen, ketika masih terhubung dengan Asia Daratan, masuklah pemukim pertama. Bukti pertama yang menunjukkan penghuni pertama adalah fosil-fosil Homo erectus manusia Jawa dari masa 2 juta hingga 500.000 tahun lalu. Penemuan sisa-sisa "manusia Flores" (Homo floresiensis) di Liang Bua, Flores, membuka kemungkinan masih bertahannya H. erectus hingga masa Zaman Es terakhir.

Homo sapiens pertama diperkirakan masuk ke Nusantara sejak 100.000 tahun yang lalu melewati jalur pantai Asia dari Asia Barat, dan pada sekitar 50.000 tahun yang lalu telah mencapai Pulau Papua dan Australia.[3] Mereka, yang berciri rasial berkulit gelap dan berambut ikal rapat (Negroid), menjadi nenek moyang penduduk asli Melanesia (termasuk Papua) sekarang dan membawa kultur kapak lonjong (Paleolitikum). Gelombang pendatang berbahasa Austronesia dengan kultur Neolitikum datang secara bergelombang sejak 3000 SM dari Cina Selatan melalui Formosa dan Filipina membawa kultur beliung persegi (kebudayaan Dongson). Proses migrasi ini merupakan bagian dari pendudukan Pasifik. Kedatangan gelombang penduduk berciri Mongoloid ini cenderung ke arah barat, mendesak penduduk awal ke arah timur atau berkawin campur dengan penduduk setempat dan menjadi ciri fisik penduduk Maluku serta Nusa Tenggara. Pendatang ini membawa serta teknik-teknik pertanian, termasuk bercocok tanam padi di sawah (bukti paling lambat sejak abad ke-8 SM), beternak kerbau, pengolahan perunggu dan besi, teknik tenun ikat, praktik-praktik megalitikum, serta pemujaan roh-roh (animisme) serta benda-benda keramat (dinamisme). Pada abad pertama SM sudah terbentuk pemukiman-pemukiman serta kerajaan-kerajaan kecil, dan sangat mungkin sudah masuk pengaruh kepercayaan dari India akibat hubungan perniagaan.

Era pra kolonial
Sejarah awal

Para cendekiawan India telah menulis tentang Dwipantara atau kerajaan Hindu Jawa Dwipa di pulau Jawa dan Sumatra sekitar 200 SM. Bukti fisik awal yang menyebutkan tanggal adalah dari abad ke-5 mengenai dua kerajaan bercorak Hinduisme: Kerajaan Tarumanagara menguasai Jawa Barat dan Kerajaan Kutai di pesisir Sungai Mahakam, Kalimantan. Pada tahun 425 agama Buddha telah mencapai wilayah tersebut.
Di saat Eropa memasuki masa Renaisans, Nusantara telah mempunyai warisan peradaban berusia ribuan tahun dengan dua kerajaan besar yaitu Sriwijaya di Sumatra dan Majapahit di Jawa, ditambah dengan puluhan kerajaan kecil yang sering kali menjadi vazal tetangganya yang lebih kuat atau saling terhubung dalam semacam ikatan perdagangan (seperti di Maluku).

Kerajaan Hindu-Buddha
Prasasti Tugu peninggalan Raja Purnawarman dari Taruma

Pada abad ke-4 hingga abad ke-7 di wilayah Jawa Barat terdapat kerajaan bercorak Hindu-Budha yaitu kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai abad ke-16. Pada masa abad ke-7 hingga abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya berkembang pesat di Sumatra. Penjelajah Tiongkok I Ching mengunjungi ibukotanya Palembang sekitar tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa Barat dan Semenanjung Melayu. Abad ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364, Gajah Mada berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian besarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari masa Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dan dalam kebudayaan Jawa, seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana.

Kerajaan Islam
Islam sebagai sebuah pemerintahan hadir di Indonesia sekitar abad ke-12, namun sebenarnya Islam sudah sudah masuk ke Indonesia pada abad 7 Masehi. Saat itu sudah ada jalur pelayaran yang ramai dan bersifat internasional melalui Selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di Cina, Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani Umayyah di Asia Barat sejak abad 7.[4]

Menurut sumber-sumber Cina menjelang akhir perempatan ketiga abad 7, seorang pedagang Arab menjadi pemimpin pemukiman Arab muslim di pesisir pantai Sumatera. Islam pun memberikan pengaruh kepada institusi politik yang ada. Hal ini nampak pada Tahun 100 H (718 M) Raja Sriwijaya Jambi yang bernama Srindravarman mengirim surat kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz dari Kekhalifahan Bani Umayyah meminta dikirimkan da'i yang bisa menjelaskan Islam kepadanya. Surat itu berbunyi: “Dari Raja di Raja yang adalah keturunan seribu raja, yang isterinya juga cucu seribu raja, yang di dalam kandang binatangnya terdapat seribu gajah, yang di wilayahnya terdapat dua sungai yang mengairi pohon gaharu, bumbu-bumbu wewangian, pala dan kapur barus yang semerbak wanginya hingga menjangkau jarak 12 mil, kepada Raja Arab yang tidak menyekutukan tuhan-tuhan lain dengan Allah. Saya telah mengirimkan kepada anda hadiah, yang sebenarnya merupakan hadiah yang tak begitu banyak, tetapi sekedar tanda persahabatan. Saya ingin Anda mengirimkan kepada saya seseorang yang dapat mengajarkan Islam kepada saya dan menjelaskan kepada saya tentang hukum-hukumnya.” Dua tahun kemudian, yakni tahun 720 M, Raja Srindravarman, yang semula Hindu, masuk Islam. Sriwijaya Jambi pun dikenal dengan nama 'Sribuza Islam'. Sayang, pada tahun 730 M Sriwijaya Jambi ditawan oleh Sriwijaya Palembang yang masih menganut Budha.[5]

Islam terus mengokoh menjadi institusi politik yang mengemban Islam. Misalnya, sebuah kesultanan Islam bernama Kesultanan Peureulak didirikan pada 1 Muharram 225 H atau 12 November 839 M. Contoh lain adalah Kerajaan Ternate. Islam masuk ke kerajaan di kepulauan Maluku ini tahun 1440. Rajanya seorang Muslim bernama Bayanullah.

Kesultanan Islam kemudian semikin menyebarkan ajaran-ajarannya ke penduduk dan melalui pembauran, menggantikan Hindu sebagai kepercayaan utama pada akhir abad ke-16 di Jawa dan Sumatera. Hanya Bali yang tetap mempertahankan mayoritas Hindu. Di kepulauan-kepulauan di timur, rohaniawan-rohaniawan Kristen dan Islam diketahui sudah aktif pada abad ke-16 dan 17, dan saat ini ada mayoritas yang besar dari kedua agama di kepulauan-kepulauan tersebut.

Penyebaran Islam dilakukan melalui hubungan perdagangan di luar Nusantara; hal ini, karena para penyebar dakwah atau mubaligh merupakan utusan dari pemerintahan Islam yang datang dari luar Indonesia, maka untuk menghidupi diri dan keluarga mereka, para mubaligh ini bekerja melalui cara berdagang, para mubaligh inipun menyebarkan Islam kepada para pedagang dari penduduk asli, hingga para pedagang ini memeluk Islam dan meyebarkan pula ke penduduk lainnya, karena umumnya pedagang dan ahli kerajaan lah yang pertama mengadopsi agama baru tersebut. Kerajaan Islam penting termasuk di antaranya: Kerajaan Samudera Pasai, Kesultanan Banten yang menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara Eropa, Kerajaan Mataram, Kerajaan Iha, Kesultanan Ternate dan Kesultanan Tidore di Maluku.

Era kolonial
Kolonisasi Portugis dan Spanyol

Afonso (kadang juga ditulis Alfonso) de Albuquerque. Karena tokoh inilah, yang membuat kawasan Nusantara waktu itu dikenal oleh orang Eropa dan dimulainya Kolonisasi berabad-abad oleh Portugis bersama bangsa Eropa lain, terutama Inggris dan Belanda.

Dari Sungai Tagus yang bermuara ke Samudra Atlantik itulah armada Portugis mengarungi Samudra Atlantik, mungkin makan waktu sebulan hingga tiga bulan, melewati Tanjung Harapan Afrika, menuju Selat Malaka. Dari sini penjelajahan dilanjutkan ke Kepulauan Maluku untuk mencari rempah-rempah, komoditas yang setara emas kala itu.

”Pada abad 16 saat petualangan itu dimulai biasanya para pelaut negeri Katolik itu diberkati oleh pastor dan raja sebelum berlayar melalui Sungai Tagus,” kata Teresa. Biara St Jeronimus atau Biara Dos Jeronimos dalam bahasa Portugis itu didirikan oleh Raja Manuel pada tahun 1502 di tempat saat Vasco da Gama memulai petualangan ke timur.

Museum Maritim atau orang Portugis menyebut Museu de Marinha itu didirikan oleh Raja Luis pada 22 Juli 1863 untuk menghormati sejarah maritim Portugis.

Selain patung di taman, lukisan Afonso de Albuquerque juga menjadi koleksi museum itu. Di bawah lukisan itu tertulis, ”Gubernur India 1509-1515. Peletak dasar Kerajaan Portugis di India yang berbasis di Ormuz, Goa, dan Malaka. Pionir kebijakan kekuatan laut sebagai kekuatan sentral kerajaan”. Berbagai barang perdagangan Portugis juga dipamerkan di museum itu, bahkan gundukan lada atau merica.

Ada sejumlah motivasi mengapa Kerajaan Portugis memulai petualangan ke timur. Ahli sejarah dan arkeologi Islam Uka Tjandrasasmita dalam buku Indonesia-Portugal: Five Hundred Years of Historical Relationship (Cepesa, 2002), mengutip sejumlah ahli sejarah, menyebutkan tidak hanya ada satu motivasi Kerajaan Portugis datang ke Asia. Ekspansi itu mungkin dapat diringkas dalam tiga kata bahasa Portugis, yakni feitoria, fortaleza, dan igreja. Arti harfiahnya adalah emas, kejayaan, dan gereja atau perdagangan, dominasi militer, dan penyebaran agama Katolik.

Menurut Uka, Albuquerque, Gubernur Portugis Kedua dari Estado da India, Kerajaan Portugis di Asia, merupakan arsitek utama ekspansi Portugis ke Asia. Dari Goa, ia memimpin langsung ekspedisi ke Malaka dan tiba di sana awal Juli 1511 membawa 15 kapal besar dan kecil serta 600 tentara. Ia dan pasukannya mengalahkan Malaka 10 Agustus 1511. Sejak itu Portugis menguasai perdagangan rempah-rempah dari Asia ke Eropa. Setelah menguasai Malaka, ekspedisi Portugis yang dipimpin Antonio de Abreu mencapai Maluku, pusat rempah-rempah.

Periode Kejayaan Portugis di Nusantara
Periode 1511-1526, selama 15 tahun, Nusantara menjadi pelabuhan maritim penting bagi Kerajaan Portugis, yang secara reguler menjadi rute maritim untuk menuju Pulau Sumatera, Jawa, Banda, dan Maluku.

Pada tahun 1511 Portugis mengalahkan Kerajaan Malaka.

Pada tahun 1512 Portugis menjalin komunikasi dengan Kerajaan Sunda untuk menandatangani perjanjian dagang, terutama lada. Perjanjian dagang tersebut kemudian diwujudkan pada tanggal 21 Agustus 1522 dalam bentuk dokumen kontrak yang dibuat rangkap dua, satu salinan untuk raja Sunda dan satu lagi untuk raja Portugal. Pada hari yang sama dibangun sebuah prasasti yang disebut Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal di suatu tempat yang saat ini menjadi sudut Jalan Cengkeh dan Jalan Kali Besar Timur I, Jakarta Barat. Dengan perjanjian ini maka Portugis dibolehkan membangun gudang atau benteng di Sunda Kelapa.

Pada tahun 1512 juga Afonso de Albuquerque mengirim Antonio Albreu dan Franscisco Serrao untuk memimpin armadanya mencari jalan ke tempat asal rempah-rempah di Maluku. Sepanjang perjalanan, mereka singgah di Madura, Bali, dan Lombok. Dengan menggunakan nakhoda-nakhoda Jawa, armada itu tiba di Kepulauan Banda, terus menuju Maluku Utara hingga tiba di Ternate.

Kehadiran Portugis di perairan dan kepulauan Indonesia itu telah meninggalkan jejak-jejak sejarah yang sampai hari ini masih dipertahankan oleh komunitas lokal di Nusantara, khususnya flores, Solor dan Maluku, di Jakarta Kampong Tugu yang terletak di bagian Utara Jakarta, antara Kali Cakung, pantai Cilincing dan tanah Marunda.

Bangsa Eropa pertama yang menemukan Maluku adalah Portugis, pada tahun 1512. Pada waktu itu 2 armada Portugis, masing-masing dibawah pimpinan Anthony d'Abreu dan Fransisco Serau, mendarat di Kepulauan Banda dan Kepulauan Penyu. Setelah mereka menjalin persahabatan dengan penduduk dan raja-raja setempat - seperti dengan Kerajaan Ternate di pulau Ternate, Portugis diberi izin untuk mendirikan benteng di Pikaoli, begitupula Negeri Hitu lama, dan Mamala di Pulau Ambon.Namun hubungan dagang rempah-rempah ini tidak berlangsung lama, karena Portugis menerapkan sistem monopoli sekaligus melakukan penyebaran agama Kristen. Salah seorang misionaris terkenal adalah Francis Xavier. Tiba di Ambon 14 Pebruari 1546, kemudian melanjutkan perjalanan ke Ternate, tiba pada tahun 1547, dan tanpa kenal lelah melakukan kunjungan ke pulau-pulau di Kepulauan Maluku untuk melakukan penyebaran agama. Persahabatan Portugis dan Ternate berakhir pada tahun 1570. Peperangan dengan Sultan Babullah selama 5 tahun (1570-1575), membuat Portugis harus angkat kaki dari Ternate dan terusir ke Tidore dan Ambon.

Perlawanan rakyat Maluku terhadap Portugis, dimanfaatkan Belanda untuk menjejakkan kakinya di Maluku. Pada tahun 1605, Belanda berhasil memaksa Portugis untuk menyerahkan pertahanannya di Ambon kepada Steven van der Hagen dan di Tidore kepada Cornelisz Sebastiansz. Demikian pula benteng Inggris di Kambelo, Pulau Seram, dihancurkan oleh Belanda. Sejak saat itu Belanda berhasil menguasai sebagian besar wilayah Maluku. Kedudukan Belanda di Maluku semakin kuat dengan berdirinya VOC pada tahun 1602, dan sejak saat itu Belanda menjadi penguasa tunggal di Maluku. Di bawah kepemimpinan Jan Pieterszoon Coen, Kepala Operasional VOC, perdagangan cengkih di Maluku sepunuh di bawah kendali VOC selama hampir 350 tahun. Untuk keperluan ini VOC tidak segan-segan mengusir pesaingnya; Portugis, Spanyol, dan Inggris. Bahkan puluhan ribu orang Maluku menjadi korban kebrutalan VOC.

kemudian mereka membangun benteng di Ternate tahun 1511, kemudian tahun 1512 membangun Benteng di Amurang Sulawesi Utara. Portugis kalah perang dengan Spanyol maka daerah Sulawesi utara diserahkan dalam kekuasaan Spanyol (1560 hingga 1660). Kerajaan Portugis kemudian dipersatukan dengan Kerajaan Spanyol. (Baca buku :Sejarah Kolonial Portugis di Indonesia, oleh David DS Lumoindong). Abad 17 datang armada dagang VOC (Belanda) yang kemudian berhasil mengusir portugis dari ternate, sehingga kemudian Portugis mundur dan menguasai Timor timur (sejak 1515).

Kolonialisme dan Imperialisme mulai merebak di Indonesia sekitar abad ke-15, yaitu diawali dengan pendaratan bangsa Portugis di Malaka dan bangsa Belanda yang dipimpin Cornelis de Houtmen pada tahun 1596, untuk mencari sumber rempah-rempah dan berdagang.

Perlawanan Rakyat terhadap Portugis

Kedatangan bangsa Portugis ke Semenanjung Malaka dan ke Kepulauan Maluku merupakan perintah dari negaranya untuk berdagang.

Perlawanan Rakyat Malaka terhadap Portugis

Pada tahun 1511, armada Portugis yang dipimpin oleh Albuquerque menyerang Kerajaan Malaka. Untuk menyerang colonial Portugis di Malaka yang terjadi pada tahun 1513 mengalami kegagalan karena kekuatan dan persenjataan Portugis lebih kuat. Pada tahun 1527, armada Demak di bawah pimpinan Falatehan dapat menguasai Banten,Suda Kelapa, dan Cirebon. Armada Portugis dapat dihancurkan oleh Falatehan dan ia kemudian mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta (Jakarta)

Perlawanan rakyat Aceh terhadap Portugis
Mulai tahun 1554 hingga tahun 1555, upaya Portugis tersebut gagal karena Portugis mendapat perlawanan keras dari rakyat Aceh. Pada saat Sultan Iskandar Muda berkuasa, Kerajaan Aceh pernah menyerang Portugis di Malaka pada tahun 1615 dan 1629.

Perlawanan Rakyat Maluku terhadap Portugis
Bangsa Portugis pertama kali mendarat di Maluku pada tahun 1511. Kedatangan Portugis berikutnya pada tahun 1513. Akan tetapi, Tertnate merasa dirugikan oleh Portugis karena keserakahannya dalam memperoleh keuntungan melalui usaha monopoli perdagangan rempah-rempah.

Pada tahun 1533, Sultan Ternate menyerukan kepada seluruh rakyat Maluku untuk mengusir Portugis di Maluku. Pada tahun 1570, rakyat Ternate yang dipimpin oleh Sultan Hairun dapat kembali melakukan perlawanan terhadap bangsa Portugis, namun dapat diperdaya oleh Portugis hingga akhirnya tewas terbunuh di dalam Benteng Duurstede. Selanjutnya dipimpin oleh Sultan Baabullah pada tahun 1574. Portugis diusir yang kemudian bermukim di Pulau Timor.

Kolonisasi Spanyol

Ferdinand Magelhaans (kadang juga ditulis Ferdinan) Magelan. Karena tokoh inilah, yang memimpin armada yang pertama kali mengelilingi dunia dan membuktikan bahwa bumi bulat, saat itu itu dikenal oleh orang Eropa bumi datar. Dimulainya Kolonisasi berabad-abad oleh Spanyol bersama bangsa Eropa lain, terutama Portugis,Inggris dan Belanda.
Dari Spanyol ke Samudra Pasifik itulah armada Portugis mengarungi Samudra Pasifik, melewati Tanjung Harapan Afrika, menuju Selat Malaka. Dari sini penjelajahan dilanjutkan ke Kepulauan Maluku untuk mencari rempah-rempah, komoditas yang setara emas kala itu.
”Pada abad 16 saat petualangan itu dimulai biasanya para pelaut negeri Katolik itu diberkati oleh pastor dan raja sebelum berlayar melalui samudera.
Pada tanggal 20 September 1519, San Antonio, Concepción, Victoria, dan Santiago—yang terbesar hingga yang terkecil—mengikuti kapal induk Magelhaens, Trinidad, kapal terbesar kedua, seraya mereka berlayar menuju Amerika Selatan. Pada tanggal 13 Desember, mereka mencapai Brasil, dan sambil menatap Pāo de Açúcar, atau Pegunungan Sugarloaf, yang mengesankan, mereka memasuki teluk Rio de Janeiro yang indah untuk perbaikan dan mengisi perbekalan. Kemudian mereka melanjutkan ke selatan ke tempat yang sekarang adalah Argentina, senantiasa mencari-cari el paso, jalur yang sulit ditemukan yang menuju ke samudera lain. Sementara itu, udara semakin dingin dan gunung es mulai tampak. Akhirnya, pada tanggal 31 Maret 1520, Magelhaens memutuskan untuk melewatkan musim salju di pelabuhan San Julián yang dingin.
Pelayaran tersebut kini telah memakan waktu enam kali lebih lama daripada pelayaran Columbus mengarungi Samudra Atlantik yang pertama kali—dan belum terlihat satu selat pun! Semangat juang mereka mulai sedingin cuaca di San Julián, dan pria-pria, termasuk beberapa kapten serta perwira, merasa putus asa dan ingin pulang saja. Tidaklah mengherankan bila terjadi pemberontakan. Namun, berkat tindakan yang cepat dan tegas di pihak Magelhaens, hal itu digagalkan dan dua pemimpin pemberontak tersebut tewas.
Kehadiran kapal asing di pelabuhan pastilah menarik perhatian penduduk lokal yang kuat—dan berbadan besar. Merasa seperti orang kerdil dibandingkan dengan raksasa-raksasa ini, para pengunjung tersebut menyebut daratan itu Patagonia—dari kata Spanyol yang berarti "kaki besar"—hingga hari ini. Mereka juga mengamati 'serigala laut sebesar anak lembu, serta angsa berwarna hitam dan putih yang berenang di bawah air, makan ikan, dan memiliki paruh seperti gagak'. Tentu saja tidak lain tidak bukan adalah anjing laut dan pinguin!
Daerah lintang kutub cenderung mengalami badai yang ganas secara tiba-tiba, dan sebelum musim dingin berakhir, armada itu mengalami korban pertamnya—Santiago yang kecil. Namun, untunglah para awaknya dapat diselamatkan dari kapal yang karam itu. Setelah itu, keempat kapal yang masih bertahan, bagaikan ngengat kecil bersayap yang terpukul di tengah arus laut yang membeku dan tak kunjung reda, berjuang sekuat tenaga menuju ke selatan ke perairan yang semakin dingin—hingga tanggal 21 Oktober. Berlayar di bawah guyuran air hujan yang membeku, semua mata terpaku pada sebuah celah di sebelah barat. El paso? Ya! Akhirnya, mereka berbalik dan memasuki selat yang belakangan dikenal sebagai Selat Magelhaens! Namun, bahkan momen kemenangan ini ternoda. San Antonio dengan sengaja menghilang di tengah jaringan rumit selat itu dan kembali ke Spanyol.
Ketiga kapal yang masih bertahan, diimpit oleh teluk yang sempit di antara tebing-tebing berselimut salju, dengan gigih berlayar melewati selat yang berkelok-kelok itu. Merek mengamati begitu banyaknya api di sebelah selatan, kemungkinan dari perkemahan orang Indian, jadi mereka menyebut daratan itu Tierra del Fuego, “Tanah Api”.
Tiba di Pilipina Magelhaens mengajak banyak penduduk lokal dan penguasa mereka pada agama Katolik. Tetapi semangatnya juga menjadi kebinasaannya. Ia menjadi terlibat dalam pertikaian antarsuku dan, dengan hanya 60 pria, menyerang sekitar 1.500 penduduk pribumi, dengan keyakinan bahwa senapan busur, senapan kuno, dan Allah akan menjamin kemenangannya. Sebaliknya, ia dan sejumlah bawahannya tewas. Magelhaens berusia sekitar 41 tahun. Pigafetta yang setia meratap, 'Mereka membunuh cerminan, penerang, penghibur, dan penuntun sejati kita'. Beberapa hari kemudian, sekitar 27 perwira yang hanya menyaksikan dari kapal mereka, dibunuh oleh para kepala suku yang sebelumnya bersahabat.
Karena sekarang jumlah awak pelayaran itu tinggal sedikit, tidak mungkin untuk berlayar dengan tiga kapal, jadi mereka menenggelamkan Concepción dan berlayar dengan dua kapal yang masih tinggal ke tujuan terakhir mereka, Kepulauan Rempah. Kemudian, setelah mengisi muatan dengan rempah-rempah, kedua kapal itu berpisah. Akan tetapi, awak kapal Trinidad ditangkap oleh Portugal dan dipenjarakan.
Namun, Victoria, di bawah komando mantan pemberontak Juan Sebastián de Elcano, luput. Sambil menghindari semua pelabuhan kecuali satu, mereka mengambil risiko melewati rute Portugal mengelilingi Tanjung Harapan. Namun, tanpa berhenti untuk mengisi perbekalan merupakan strategi yang mahal. Sewaktu mereka akhirnya mencapai Spanyol pada tanggal 6 September 1522—tiga tahun sejak keberangkatan mereka—hanya 18 pria yang sakit dan tidak berdaya yang bertahan hidup. Meskipun demikian, tidak dapat dibantah bahwa merekalah orang pertama yang berlayar mengelilingi bumi. Juan Sebastián de Elcano pun menjadi pahlawan. Sungguh suatu hal yang menakjubkan, muatan rempah Victoria seberat 26 ton menutup ongkos seluruh ekspedisi!
Ketika satu kapal yang selamat, Victoria, kembali ke pelabuhan setelah menyelesaikan perjalanan mengelilingi dunia yang pertama kali, hanya 18 orang laki-laki dari 237 laki-laki yang berada di kapal pada awal keberangkatan. Di antara yang selamat, terdapat dua orang Itali, Antonio Pigafetta dan Martino de Judicibus. Martino de Judicibus (bahasa Spanyol: Martín de Judicibus) adalan orang dari Genoa yang bertindak sebagai Kepala Pelayan. Ia bekerja dengan Ferdinand Magellan pada perjalanan historisnya untuk menemukan rute barat ke Kepulauan Rempah-rempah Indonesia. Sejarah perjalanannya diabadikan dalam pendaftaran nominatif pada Archivo General de Indias di Seville, Spanyol. Nama keluarga ini disebut dengan patronimik Latin yang tepat, yakni: "de Judicibus". Pada awalnya ia ditugaskan pada Caravel Concepción, satu dari lima armada Spanyol milik Magellan. Martino de Judicibus memulai ekspedisi ini dengan gelar kapten. (baca selengkapnya dalam buku "Sejarah Kolonial Spanyol di Indonesia" oleh David DS Lumoindong.
Sebelum menguasai kepulauan Filipina pada 1543, Spanyol menjadikan pulau Manado Tua sebagai tempat persinggahan untuk memperoleh air tawar. Dari pulau tersebut kapal-kapal Spanyol memasuki daratan Sulawesi-Utara melalui sungai Tondano. Hubungan musafir Spanyol dengan penduduk pedalaman terjalin melalui barter ekonomi bermula di Uwuran (sekarang kota Amurang) ditepi sungai Rano I Apo. Perdagangan barter berupa beras, damar, madu dan hasil hutan lainnya dengan ikan dan garam.
Gudang Kopi Manado dan Minahasa menjadi penting bagi Spanyol, karena kesuburan tanahnya dan digunakan Spanyol untuk penanaman kofi yang berasal dari Amerika-Selatan untuk dipasarkan ke daratan Cina. Untuk itu di- bangun Manado sebagai menjadi pusat niaga bagi pedagang Cina yang memasarkan kofi kedaratan Cina. Nama Manado dicantumkan dalam peta dunia oleh ahli peta dunia, Nicolas_Desliens‚ pada 1541. Manado juga menjadi daya tarik masyarakat Cina oleh kofi sebagai komoditi ekspor masyarakat pedalaman Manado dan Minahasa. Para pedagang Cina merintis pengembangan gudang kofi (kini seputar Pasar 45) yang kemudian menjadi daerah pecinan dan pemukiman. Para pendatang dari daratan Cina berbaur dan berasimilasi dengan masyarakat pedalaman hingga terbentuk masyarakat pluralistik di Manado dan Minahasa bersama turunan Spanyol, Portugis dan Belanda.
Kemunculan nama Manado di Sulawesi Utara dengan berbagai kegiatan niaga yang dilakukan Spanyol menjadi daya tarik Portugis sejak memapankan posisinya di Ternate . Untuk itu Portugis melakukan pendekatan mengirim misi Katholik ke tanah Manado dan Minahasa pada 1563 dan mengembangkan agama dan pendidikan Katholik. Lomba Adu Pengaruh di Laut Sulawesi

Antara Minahasa dengan Ternate ada dua pulau kecil bernama Mayu dan Tafure. Kemudian kedua pulau tadi dijadikan pelabuhan transit oleh pelaut Minahasa. Waktu itu terjadi persaingan Portugis dan Spanyol dimana Spanyol merebut kedua pulau tersebut. Pandey asal Tombulu yang menjadi raja di pulau itu lari dengan armada perahunya kembali ke Minahasa, tapi karena musim angin barat lalu terdampar di Gorontalo. Anak lelaki Pandey bernama Potangka melanjutkan perjalanan dan tiba di Ratahan. Di Ratahan, dia diangkat menjadi panglima perang karena dia ahli menembak meriam dan senapan Portugis untuk melawan penyerang dari Mongondouw di wilayah itu. Tahun 1563 diwilayah Ratahan dikenal orang Ternate dengan nama “Watasina” karena ketika diserang armada Kora-kora Ternate untuk menhalau Spanyol dari wilayah itu (buku “De Katholieken en hare Missie” tulisan A.J. Van Aernsbergen). Tahun 1570 Portugis dan Spanyol bersekongkol membunuh raja Ternate sehinga membuat keributan besar di Ternate. Ketika itu banyak pedagang Islam Ternate dan Tidore lari ke Ratahan. Serangan bajak laut meningkat di Ratahan melalui Bentenan, bajak laut menggunakan budak-budak sebagai pendayung. Para budak tawanan bajak laut lari ke Ratahan ketika malam hari armada perahu bajak laut dirusak prajurit Ratahan – Pasan. Kesimpulan sementara yang dapat kita ambil dari kumpulan cerita ini adalah Penduduk asli wilayah ini adalah Touwuntu di wilayah dataran rendah sampai tepi pantai Toulumawak di pegunungan, mereka adalah keturunan Opok Soputan abad ke-tujuh. Nama Opo' Soputan ini muncul lagi sebagai kepala walak wilayah itu abad 16 dengan kepala walak kakak beradik Raliu dan Potangkuman. Penduduk wilayah ini abad 16 berasal dari penduduk asli dan para pendatang dari Tombulu, Tompakewa (Tontemboan), Tonsea, Ternate dan tawanan bajak laut mungkin dari Sangihe.

Perjuangan Minahasa Melawan Spanyol
Ratu Oki berkisar di tahun 1644 sampai 1683. Waktu itu, terjadi perang yang hebat antara anak suku Tombatu (juga biasa disebut Toundanow atau Tonsawang) dengan para orang-orang Spanyol. Perang itu dipicu oleh ketidaksenangan anak suku Tombatu terhadap orang-orang Spanyol yang ingin menguasai perdagangan terutama terhadap komoditi beras, yang kala itu merupakan hasil bumi andalan warga Kali. Di samping itu kemarahan juga diakibatkan oleh kejahatan orang-orang Spanyol terhadap warga setempat, terutama kepada para perempuannya. Perang itu telah mengakibatkan tewasnya 40 tentara Spanyol di Kali dan Batu (lokasi Batu Lesung sekarang – red). Naasnya, di pihak anak suku Tombatu, telah mengakibatkan tewasnya Panglima Monde bersama 9 orang tentaranya. Panglima Monde tidak lain adalah suaminya Ratu Oki. Menurut yang dikisahkan dalam makalah itu, Panglima Monde tewas setelah mati-matian membela istrinya, Ratu Oki.Menurut P.A. Gosal, dkk., dalam masa kekuasaan Ratu Oki, anak suku Toundanow (sebutan lain untuk anak suku Tombatu atau Tonsawang) yang mendiami sekitar danau Bulilin hidup sejahtera, aman dan tenteram. “Atas kebijaksanaan dan kearifannya memimpin anak suku Toudanow maka Ratu Oki disahkan juga sebagai Tonaas atau Balian. Selama kepemimpinnan Ratu Oki, Spanyol dan Belanda tidak pernah menguasai atau menjajah anak Toundanow,”

Perang Minahasa lawan Spanyol
Para pelaut awak kapal Spanyol berdiam di Minahasa dan bahkan membaur dengan masyarakat. Mereka menikah dengan wanita-wanita Minahasa, sehingga keturunan mereka menjadi bersaudara dengan warga pribumi.
Tahun 1643 pecah perang Minaesa Serikat melawan kerajaan Spanyol. dalam suatu peperangan di Tompaso, pasukan spanyol dibantu pasukan Raja Loloda Mokoagouw II dipukul kalah, mundur oleh gabungan pasukan serikat Minaesa, dikejar hingga dipantai tapi
Tahun 1694 dalam suatu peperangan di Tompaso, pasukan Raja Loloda Mokoagouw II dipukul kalah, mundur oleh gabungan pasukan serikat Minahasa, dikejar hingga ke pantai tapi dicegah dan ditengahi oleh Residen V.O.C. Herman Jansz Steynkuler. Pada tahun 1694 bulan September tanggal 21, diadakanlah kesepakatan damai, dan ditetapkan perbatasan Minahasa adalah sungai Poigar. Pasukan Serikat Minaesa yang berasal dari Tompaso menduduki Tompaso Baru, Rumoong menetap di Rumoong Bawah, Kawangkoan mendiami Kawangkoan bawah, dan lain sebagainya.
Pada pasa pemerintahan kolonial Belanda maka daerah ini semula masih otonom tetapi lama kelamaan kelamaan kekuasaan para raja dikurangi dengan diangkatnya raja menjadi pejabat pemerintahan Belanda, sehingga raja tinggal menjadi pejabat wilayah setingkat 'camat'.

Tahun 1521 Spanyol Mulai Masuk perairan Indonesia

Awak kapal Trinidad yang ditangkap oleh Portugal dan dipenjarakan kemudian dengan bantuan pelaut Minahasa dan Babontewu dari kerajaan Manado mereka dapat meloloskan diri. Ke 12 pelaut ini kemudian berdiam dipedalaman Minahasa, ke Amurang terus ke Pontak, kemudian setelah beberapa tahun mereka dapat melakukan kontak kembali dengan armada Spanyol yang telah kembali ke Pilipina. 1522 Spanyol memulai kolonisasi di Sulawesi Utara 1560 Spanyol mendirikan pos di Manado
Minahasa memegang peranan sebagai lumbung beras bagi Spanyol ketika melakukan usaha penguasaan total terhadap Filipina.
Pada tahun 1550 Spanyol telah mendirikan benteng di Wenang dengan cara menipu Kepala Walak Lolong Lasut menggunakan kulit sapi dari Benggala India yang dibawa Portugis ke Minahasa. Tanah seluas kulit sapi yang dimaksud spanyol adalah tanah seluas tali yang dibuat dari kulit sapi itu. Spanyol kemudian menggunakan orang Mongodouw untuk menduduki benteng Portugis di Amurang pada tahun 1550-an sehingga akhirnya Spanyol dapat menduduki Minahasa. Dan Dotu Kepala Walak (Kepala Negara) Lolong Lasut punya anak buah Tonaas Wuri' Muda.
Nama Kema dikaitkan dengan pembangunan pangkalan militer Spanyol ketika
Bartholomeo de Soisa mendarat pada 1651 dan mendirikan pelabuhan di daerah yang disebutnya ‘La Quimas.’ Penduduk setempat mengenal daerah ini dengan nama ‘Maadon’ atau juga ‘Kawuudan.’ Letak benteng Spanyol berada di muara sungai Kema, yang disebut oleh Belanda, "Spanyaardsgat, " atau Liang Spanyol.
Dr. J.G.F. Riedel menyebutkan bahwa armada Spanyol sudah mendarat di Kema tepat 100 tahun sebelumnya.Kema berkembang sebagai ibu negeri Pakasaan Tonsea sejak era pemerintahan Xaverius Dotulong, setelah taranak-taranak Tonsea mulai meninggalkan negeri tua, yakni Tonsea Ure dan mendirikan perkampungan- perkampungan baru. Surat Xaverius Dotulong pada 3 Februrari 1770 kepada Gubernur VOC di Ternate mengungkapkan bahwa ayahnya, I. Runtukahu Lumanauw tinggal di Kema dan merintis pembangunan kota ini. Hal ini diperkuat oleh para Ukung di Manado yang mengklaim sebagai turunan dotu Bogi, putera sulung dari beberapa dotu bersaudara seperti juga dikemukakan Gubernur Ternate dalam surat balasannya kepada Xaverius Dotulong pada 1 November 1772.

Asal nama Kema
Misionaris Belanda, Domine Jacobus Montanus dalam surat laporan perjalanannya pada 17 November 1675, menyebutkan bahwa nama Kema, yang mengacu pada istilah Spanyol, adalah nama pegunungan yang membentang dari Utara ke Selatan. Ia menulis bahwa kata ‘Kima’ berasal dari bahasa Minahasa yang artinya Keong. Sedangkan pengertian ‘Kema’ yang berasal dari kata Spanyol, ‘Quema’ yaitu, nyala, atau juga menyalakan. Pengertian itu dikaitkan dengan perbuatan pelaut Spanyol sering membuat onar membakar daerah itu. Gubernur Robertus Padtbrugge dalam memori serah terima pada 31 Agustus 1682 menyebutkan tempat ini dengan sebutan "Kemas of grote Oesterbergen, " artinya adalah gunung-gunung besar
menyerupai Kerang besar. Sedangkan dalam kata Tonsea disebut ‘Tonseka,’ karena berada di wilayah Pakasaan Tonsea.
Hendrik Berton dalam memori 3 Agustus 1767, melukiskan Kema selain sebagai pelabuhan untuk musim angin Barat, juga menjadi ibu negeri Tonsea. Hal ini terjadi akibat pertentangan antara Manado dengan Kema oleh sengketa sarang burung di pulau Lembeh. Pihak ukung-ukung di Manado menuntut hak sama dalam bagi hasil dengan ukung-ukung Kema. Waktu itu Ukung Tua Kema adalah Xaverius Dotulong.
Portugis dan Spanyol merupakan tumpuan kekuatan gereja Katholik Roma memperluas wilayah yang dilakukan kesultanan Ottoman di Mediterania pada abad ke-XV. Selain itu Portugis dan Spanyol juga tempat pengungsian pengusaha dan tenaga-tenaga terampil asal Konstantinopel ketika dikuasai kesultanan Ottoman dari Turki pada 1453. Pemukiman tersebut menyertakan alih pengetahuan ekonomi dan maritim di Eropa Selatan. Sejak itupun Portugis dan Spanyol menjadi adikuasa di Eropa. Alih pengetahuan diperoleh dari pendatang asal Konstantinopel yang memungkinkan bagi kedua negeri Hispanik itu melakukan perluasan wilayah-wilayah baru diluar daratan Eropa dan Mediterania. Sasaran utama adalah Asia-Timur dan Asia-Tenggara. Mulanya perluasan wilayah antara kedua negeri terbagi dalam perjanjian Tordisalles, tahun 1492. Portugis kearah Timur sedangkan Spanyol ke Barat. Masa itu belum ada gambaran bahwa bumi itu bulat. Baru disadari ketika kapal-kapal layar kedua belah pihak bertemu di perairan Laut Sulawesi. Kenyataan ini juga menjadi penyebab terjadi proses reformasi gereja, karena tidak semua yang menjadi "fatwa" gereja adalah Undang-Undang, hingga citra kekuasaan Paus sebagai penguasa dan wakil Tuhan di bumi dan sistem pemerintahan absolut theokratis ambruk. Keruntuhan ini terjadi dengan munculnya gereja Protestan rintisan Martin Luther dan Calvin di Eropa yang kemudian menyebar pula ke berbagai koloni Eropa di Asia, Afrika dan Amerika.
Dari kesepakatan Tordisalles itu, Portugis menelusuri dari pesisir pantai Afrika dan samudera Hindia. Sedangkan Spanyol menelusuri Samudera Atlantik, benua Amerika Selatan dan melayari samudera Pasifik. Pertemuan terjadi ketika kapal-kapal Spanyol pimpinan Ferdinand Maggelan menelusuri Pasifik dan tiba di pulau Kawio, gugusan kepulauan Sangir dan Talaud di Laut Sulawesi pada 1521. Untuk mencegah persaingan di perairan Laut Sulawesi dan Maluku Utara, kedua belah pihak memperbarui jalur lintas melalui perjanjian Saragosa pada tahun 1529. Perjanjian tersebut membagi wilayah dengan melakukan batas garis tujuhbelas derajat lintang timur di perairan Maluku Utara. Namun dalam perjanjian tersebut,
Spanyol merasa dirugikan karena tidak meraih lintas niaga dengan gugusan kepulauan penghasil rempah-rempah. Untuk itu mengirimkan ekspedisi menuju Pasifik Barat pada 1542. Pada bulan Februari tahun itu lima kapal Spanyol dengan 370 awak kapal pimpinan Ruy Lopez de Villalobos menuju gugusan Pasifik Barat dari Mexico . Tujuannya untuk melakukan perluasan wilayah dan sekaligus memperoleh konsesi perdagangan rempah-rempah di Maluku Utara.
Dari pelayaran ini Villalobos mendarat digugusan kepulauan Utara disebut Filipina, di ambil dari nama putera Raja Carlos V, yakni Pangeran Philip, ahli waris kerajaan Spanyol. Sekalipun Filipina tidak menghasilkan rempah-rempah, tetapi kedatangan Spanyol digugusan kepulauan tersebut menimbulkan protes keras dari Portugis. Alasannya karena gugusan kepulauan itu berada di bagian Barat, di lingkungan wilayahnya. Walau mengkonsentrasikan perhatiannya di Amerika-Tengah, Spanyol tetap menghendaki konsesi niaga rempah-rempah Maluku-Utara yang juga ingin didominasi Portugis. Tetapi Spanyol terdesak oleh Portugis hingga harus mundur ke Filipina. Akibatnya Spanyol kehilangan pengaruh di Sulawesi Utara yang sebelumnya menjadi kantong ekonomi dan menjalin hubungan dengan masyarakat Minahasa.

Pengenalan kuliler asal Spanyol di Minahasa
Peperangan di Filipina Selatan turut memengaruhi perekonomian Spanyol. Penyebab utama kekalahan Spanyol juga akibat aksi pemberontakan pendayung yang melayani kapal-kapal Spanyol. Sistem perkapalan Spanyol bertumpu pada pendayung yang umumnya terdiri dari budak-budak Spanyol. Biasanya kapal Spanyol dilayani sekitar 500 - 600 pendayung yang umumnya diambil dari penduduk wilayah yang dikuasai Spanyol. Umumnya pemberontakan para pendayung terjadi bila ransum makanan menipis dan terlalu dibatasi dalam pelayaran panjang, untuk mengatasinya Spanyol menyebarkan penanaman palawija termasuk aneka ragam cabai (rica), jahe (goraka), kunyit dll.
Kesemuanya di tanam pada setiap wilayah yang dikuasai untuk persediaan logistik makanan awak kapal dan ratusan pendayung.
Sejak itu budaya makan "pidis" yang di ramu dengan berbagai bumbu masak yang diperkenalkan pelaut Spanyol menyebar pesat dan menjadi kegemaran masyarakat Minahasa.
Ada pula yang menarik dari peninggalan kuliler Spanyol, yakni budaya Panada. Kue ini juga asal dari penduduk Amerika-Latin yang di bawa oleh Spanyol melalui lintasan Pasifik. Bedanya, adonan panada, di isi dengan daging sapi ataupun domba, sedangkan panada khas Minahasa di isi dengan ikan.
Kota Kema merupakan pemukiman orang Spanyol, dimulai dari kalangan "pendayung" yang menetap dan tidak ingin kembali ke negeri leluhur mereka. Mereka menikahi perempuan-perempuan penduduk setempat dan hidup turun-temurun. Kema kemudian juga dikenal para musafir Jerman, Belanda dan Inggris. Mereka ini pun berbaur dan berasimilasi dengan penduduk setempat, sehingga di Kema terbentuk masyarakat pluralistik dan memperkaya Minahasa dengan budaya majemuk dan hidup berdampingan harmonis. Itulah sebabnya hingga masyarakat Minahasa tidak canggung dan mudah bergaul menghadapi orang-orang Barat.

Pergerakan Mengusir Penjajahan lawan Spanyol

Minahasa juga pernah berperang dengan Spanyol yang dimulai tahun 1617 dan berakhir tahun 1645. Perang ini dipicu oleh ketidakadilan Spanyol terhadap orang-orang Minahasa, terutama dalam hal perdagangan beras, sebagai komoditi utama waktu itu. Perang terbuka terjadi nanti pada tahun 1644-1646. Akhir dari perang itu adalah kekalahan total Spanyol, sehingga berhasil diusir oleh para waranei (ksatria-ksatria Minahasa).

Dampak Spanyol Bagi Ekonomi Indonesia Utara
Diplomasi para pemimpin pemerintahan Walak mendekati Belanda berhasil mengusir Spanyol dari Minahasa. Namun konsekwensi yang harus dialami adalah rintisan jalur niaga laut di Pasifik hasil rintisan Spanyol sejak abad ke-17 terhenti dan memengaruhi perekonomian Sulawesi Utara. Sebab jalur niaga ini sangat bermanfaat bagi penyebaran komoditi eskpor ke Pasifik. Sejak itupun pelabuhan Manado menjadi sepi dan tidak berkembang yang turut memengaruhi pengembangan kawasan Indonesia bagian Timur hingga Pasifik Barat Daya. Dilain pihak, pelabuhan Manado hanya menjadi persinggahan jalur niaga dari Selatan (berpusat di Surabaya, Tanjung Priok yang dibangun oleh Belanda sejak abad ke-XVIII) ke Asia-Timur melalui lintasan Selat Makassar. Itupun hanya digunakan musiman saat laut Cina Selatan tidak di landa gelombang ganas bagi kapal-kapal. Sedangkan semua jalur niaga Asia-Timur dipusatkan melalui Laut Cina Selatan, Selat Malaka, Samudera Hindia, Tanjung Harapan Atlantik-Utara yang merupakan pusat perdagangan dunia.

Sebagai akibatnya kegiatan hubungan ekonomi diseputar Laut Sulawesi secara langsung dengan dunia luar praktis terlantar. Karena penyaluran semua komoditi diseluruh gugusan nusantara melulu diatur oleh Batavia yang mengendalikan semua jaringan tata-niaga dibawah kebijakan satu pintu. Penekanan ini membawa derita berkepanjangan bagi kegiatan usaha penduduk pedalaman Minahasa.
Garis waktu kolonialisasi
Kolonialisasi Spanyol

1521 Spanyol memulai petualangannya di Sulawesi Utara
1560 Spanyol mendirikan pos di Manado.
1617 Gerakan perlawanan rakyat Minahasa di Sulawesi Utara untuk mengusir kolonial Spanyol.
1646 Spanyol di usir dari Minahasa dan Sulawesi Utara. Tahun selanjutnya Spanyol masih mencoba memengaruhi kerajaan sekitar untuk merebut kembali minahasa tapi gagal, terakhir dengan mendukung Bolaang Mongondow yang berakhir tahun 1692.

Kolonialisasi Portugis
1509 Portugis tiba pertama kali di Melaka.
1511 April, Admiral Portugis Alfonso de Albuquerque memutuskan berlayar dari Goa ke Melaka.
10 Agustus, Pasukan Albuquerque menguasai Melaka.
Sultan Melaka melarikan diri ke Riau.
Portugis di Melaka menghancurkan armada Jawa. Kapal mereka karam dengan seluruh hartanya dalam perjalanan kembali ke Goa.
Patih Unus menaklukkan Jepara
Desember, Albuquerque mengirim tiga kapal di bawah Antonio de Abreu dari Melaka untuk menjelajah ke arah Timur.

1512 Perjalanan ekspedisi De Abreu dari Melaka menuju Madura, Bali, Lombok, Aru dan Banda.
Dua kapal rusak di Banda. Da Breu kembali ke Melaka; Francisco Serrão memperbaiki kapal dan melanjutkan menuju ke Ambon, Ternate, dan Tidore. Serrão menawarkan dukungan bagi Ternate dalam perselisihannya dengan Tidore, pasukannya mendirikan sebuah pos Portugis di Ternate.
1513 Pasukan dari Jepara dan Palembang menyerang Portugis di Melaka, tetapi berhasil dipukul mundur. Maret, Portugis mengirim seorang duta menemui Raja Sunda di Pajajaran. Portugis diizinkan untuk membangun sebuah benteng di Sunda Kelapa (sekarang Jakarta).
Portugis menghubungi Raja Udara, anak dari Girindrawardhana dan penguasa bekas kerajaan Majapahit
Portugis membangun pabrik-pabrik di Ternate dan Bacan.
Udara menyerang Demak dengan bantuan dari Raja Klungkung dari Bali. Pasukan Majapahit dipukul mundur, tapi Sunan Ngudung tewas dalam pertempuran. Banyak pendukung Majapahit melarikan diri ke Bali.

1514 Ali Mughayat Syah mendirikan Kesultanan Aceh, dan menjadi Sultan Aceh pertama.
1515 Portugis pertama kali tiba di Timor.
1518 Sultan Mahmud dari Melaka mengambil alih kekuasaan di Johore.
Raden Patah meninggal dunia; Patih Unus menjadi Sultan Demak.
1520 Aceh mulai menguasai pantai timur laut Sumatra.
Rakyat Bali menyerang Lombok.
Para pedagang Portugis mulai mengunjungi Flores dan Solor.
Banjar di Kalimantan menjadi Islam.

1521 – 1530
1521 Unus memimpin armada dari Demak dan Cirebon melawan orang-orang Portugis di Melaka. Unus terbunuh dalam pertempuran. Trenggono menjadi Sultan Demak.
Portugis merebut Pasai di Sumatra;
Gunungjati (dari Cirebon) meninggalkan Pasai berangkat ke Mekkah.
Kapal terakhir dari ekspedisi Magelhaenz mengeliling dunia berlayar antarapulau Lembata dan Pantar di Nusa Tenggara.

1522 Februari ekspedisi Portugis di bawah De Brito tiba di Banda.
Mei, ekspedisi De Brito tiba di Ternate, membangung sebuah benteng Portugis.
Kerajaan Sunda, yang masih beragama Hindu, meminta bantuan Portugis untuk menghadapi kemungkinan serangan Demak yang Muslim. Kontrak kerjasama ditandatangani dan sebuah padrao didirikan di Sunda Kalapa
Sisa-sisa ekspedisi Magelhaenz berkeliling dunia mengunjungi Timor.
Portugis membangun benteng di Hitu, Ambon.

1523 Gunungjati kembali dari Mekkah, kembali ke Cirebon, dan menetap di Demak, menikahi saudara perempuan Sultan Trenggono.
1524 Gunungjati dari Cirebon dan anaknya Hasanuddin (di Banten) melakukan dakwah secara terbuka dan rahasia di Jawa Barat untuk memperlemah Kerajaan Sunda yang beribukota di Pajajaran dan persekutuannya dengan Portugis. Pemerintah lokal di Banten, yang tadinya tergantung pada Pajajaran, masuk Islam dan bergabung dengan pihak Cirebon dan Demak.
Aceh merebut Pasai dan Pedir di Sumatra utara.

1525 Hasanuddin (dari Banten}, anak dari Gunungjati (dari Cirebon), melakukan dakwah di Lampung.

1526 Portugis membangun benteng pertama di Timor.
1527 Demak menaklukkan Kediri, sisa-sisa Hindu dari kerajaan Majapahit; Sultan-sultan Demak mengklaim sebagai pengganti Majapahit; Sunan Kudus ikut serta.
Demark merebut Tuban.
Cirebon, dibantu Demak, menduduki Sunda Kelapa, pelabuhan Kerajaan Sunda. Fatahilah mengganti namanya menjadi Jayakarta. (Sukses ini dikatakan berkat pimpinan "Fatahillah"—atau, sesuai dengan kekeliruan ucapan Portugis, "Falatehan"—namun mungkin ini adalah nama yang diberikan kepada Sunan Gunungjati dari Cirebon.) Para penjaga keamanan pelabuhan Kerajaan Sunda didorong mundur meninggalkan daerah pesisir. Dengan demikian pembangunan gudang atau benteng sesuai perjanjian dagang antara Portugis dengan Kerajaan Sunda batal terwujud.
Kerajaan Palakaran di Madura, yang berbasis di Arosbaya (kini Bangkalan), menjadi Islam di bawah Kyai Pratanu.
Ekspedisi dari Spanyol dan Meksiko berusaha mengusir Portugis dari Maluku.
1529 Demak menaklukkan Madiun.
Raja-raja Spanyol dan Portugal sepakat bahwa Maluku harus menjadi milik Portugal, dan Filipina menjadi milik Spanyol.
1530 Salahuddin menjadi Sultan Aceh.
Surabaya dan Pasuruan takluk kepada Demak. Demak merebut Balambangan, kerajaan Hindu terakhir di ujung timur Jawa.
Gowa mulai meluas dari dari Makassar.
Banten memperluas pengaruhnya atas Lampung.

1531 – 1540
536 Serangan besar Portugis terhadap Johore.
Antonio da Galvão menjadi gubernur di pos Portugis di Ternate; mendirikan pos Portugis di Ambon.
Portugis membawa Sultan Tabariji dari Ternate ke Goa karena mencurigainya melakukan kegiatan-kegiatan anti Portugis activity, menggantikannya dengan saudara-saudaranya.
1537 Serangan Aceh atas Melaka gagal. Salahuddin dari Aceh digantikan oleh Alaudin Riayat Syah I.
1539 Aceh menyerang suku Batak di selatan mereka.
1540 Portugis berhubungan dengan Gowa.
Kesultanan Butung didirikan.

1541 – 1550
1545 Demak menaklukkan Malang.Gowa membangun benteng di Ujung Pandang.
1546 Demak menyerang Balambangan namun gagal.
Trenggono dari Demak meninggal dan digantikan oleh Prawata. Menantunya, Joko Tingkir memperluas pengaruhnya dari Pajang (dekat Sukoharjo sekarang).
St. Fransiskus Xaverius pergi ke Morotai, Ambon, dan Ternate.
1547 Aceh menyerang Melaka.
1550 Portugis mulai membangun benteng-benteng di Flores.

1551 – 1560
1551 Johore menyerang Portugis Melaka dengan bantuan dari Jepara.
Pasukan-pasukan dari Ternate menguasai Kesultanan Jailolo di Halmahera dengan bantuan Portugis.
1552 Hasanuddin memisahkan diri dari Demak dan mendirikan Kesultanan Banten, lalu merebut Lampung untuk Kesultanan yang baru.
Aceh mengirim duta ke Sultan Ottoman di Istanbul.
1558 Leiliato memimpin suatu pasukan dari Ternate untuk menyerang Portugis di Hitu.
Portugis membangun benteng di Bacan.
Ki Ageng Pemanahan menerima distrik Mataram dari Joko Tinggir, memerintah di Pajang.
Wabah cacar di Ternate.
1559 Para misionaris Portugis mendarat di Timor. Khairun menjadi Sultan Ternate.
1560 Portugis mendirikan pos misi dan perdagangan di Panarukan, di ujung timur Jawa.
Spanyol mendirikan pos di Manado.
1561 – 1570
1561 Sultan Prawata dari Demak meninggal dunia.
Misi Dominikan Portugis didirikan di Solor.
1564 Wabah cacar di Ambon.
1565 Aceh menyerang Johore.
Kutai di Kalimantan menjadi Islam.
1566 Misi Dominikan Portugis di Solor membangun sebuah benteng batu.
1568 Serangan yang gagal oleh Aceh di Melaka Portugis.
1569 Portugis membangun benteng kayu di pulau Ambon.
1570 Aceh menyerang Johore lagi, namun gagal.
Sultan Khairun dari Ternate menandatangani sebuah perjanjian damai dengan Portugis, tetapi esok harinya ternyata ia diracuni. Agen-agen Portugis dicurigai melakukannya. Babullah menjadi Sultan (hingga * 1583), dan bersumpah untuk mengusir Portugis keluar dari benteng-benteng mereka.
Maulana Yusup menjadi Sultan Banten.

1571 – 1580
1571 Alaudin Riayet Shah meninggal, kekacauan di Aceh hingga 1607.
1574 Jepara memimpin serangan yang gagal di Melaka.
1575 Sultan Babullah mengusir Portugis dari Ternate. Karena itu Portugis membangun sebuah benteng di Tidore.
1576 Portugis membangun benteng di kota Ambon sekarang.
1577 Ki Ageng Pemanahan mendirikan Kota Gede (dekat Yogyakarta sekarang).
1579 Banten menyerang dan meluluhlantakkan Pajajaran merebut sisa-sisa Kerajaan Sunda, dan menjadikannya Islam. Raja Sunda terakhir yang enggan memeluk Islam, yaitu Prabu Ragamulya atau Prabu Suryakancana, meninggalkan ibukota Kerajaan Sunda tersebut dan meninggal dalam pelarian di daerah Banten.
November, Sir Francis Drake dari Britania, setelah menyerang kapal dan pelabuhan Spanyol di Amerika, tiba di Ternate. Sultan Babullah, yang juga membenci orang-orang Spanyol, mengadakan perjanjian persahabatan dengan Britania.

1580 Maulana Muhammad menjadi Sultan Banten.
Portugal jatuh ke tangan kerajaan Spanyol; usaha-usaha kolonial Portugis tidak dipedulikan.
Drake mengunjungi Sulawesi dan Jawa, dalam perjalanan pulang ke Britania.
Ternate menguasai Butung.

1581 Sekitar saat ini, Kyai Ageng Pemanahan mengambil alih distrik Mataram (yang telah dijanjikan kepadanya oleh Joko Tingkir, yang menundanya hingga Sunan Kalijaga dari Wali Songo mendesaknya), mengubah namanya menjadi Kyai Gedhe Mataram.

1584 Sutawijaya menggantikan ayahnya Kyai Gedhe Mataram sebagai pemerintah lokal dari Mataram, memerintah dari Kota Gede.

1585 Sultan Aceh mengirim surat kepada Elizabeth I dari Britania.
Kapal Portugis yang dikirim untuk membangun sebuah benteng dan misi di Bali karam tepat di lepas pantai.

1587 Sutawijaya mengalahkan Pajang dan Joko Tingkir meninggal; garis keturunan beralih kepada Sutawijaya. Gunung Merapi meletus.
Portugis di Melaka menyerang Johore.
Portugis menandatangani perjanjian perdamaian dengan Sultan Aceh.
Sir Thomas Cavendish dari Britania mengunjungi Jawa.

1588 Sutawijaya mengganti namanya menjadi Senopati; merebut Pajang dan Demak.
1590 Desa asli Medan didirikan.

1591 – 1659
1591 Senopati merebut Madiun, lalu Kediri.
Sir James Lancaster dari Britania tiba di Aceh dan Penang, tetapi misinya gagal.
Ternate menyerang Portugis di Ambon.
1593 Ternate mengepung Portugis di Ambon kembali.
1595 2 April, ekspedisi Belanda di bawah De Houtman berangkat ke Hindia Belanda.
Suriansyah menjadikan Banjar di Kalimantan sebuah Kesultanan (belakangan Banjarmasin).
Portugis membangun benteng di Ende, Flores.

Kolonisasi VOC
Mulai tahun 1602 Belanda secara perlahan-lahan menjadi penguasa wilayah yang kini adalah Indonesia, dengan memanfaatkan perpecahan di antara kerajaan-kerajaan kecil yang telah menggantikan Majapahit. Satu-satunya yang tidak terpengaruh adalah Timor Portugis, yang tetap dikuasai Portugal hingga 1975 ketika berintegrasi menjadi provinsi Indonesia bernama Timor Timur. Belanda menguasai Indonesia selama hampir 350 tahun, kecuali untuk suatu masa pendek di mana sebagian kecil dari Indonesia dikuasai Britania setelah Perang Jawa Britania-Belanda dan masa penjajahan Jepang pada masa Perang Dunia II. Sewaktu menjajah Indonesia, Belanda mengembangkan Hindia-Belanda menjadi salah satu kekuasaan kolonial terkaya di dunia. 350 tahun penjajahan Belanda bagi sebagian orang adalah mitos belaka karena wilayah Aceh baru ditaklukkan kemudian setelah Belanda mendekati kebangkrutannya.
Pada abad ke-17 dan 18 Hindia-Belanda tidak dikuasai secara langsung oleh pemerintah Belanda namun oleh perusahaan dagang bernama Perusahaan Hindia Timur Belanda (bahasa Belanda: Verenigde Oostindische Compagnie atau VOC). VOC telah diberikan hak monopoli terhadap perdagangan dan aktivitas kolonial di wilayah tersebut oleh Parlemen Belanda pada tahun 1602. Markasnya berada di Batavia, yang kini bernama Jakarta.
Tujuan utama VOC adalah mempertahankan monopolinya terhadap perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Hal ini dilakukan melalui penggunaan dan ancaman kekerasan terhadap penduduk di kepulauan-kepulauan penghasil rempah-rempah, dan terhadap orang-orang non-Belanda yang mencoba berdagang dengan para penduduk tersebut. Contohnya, ketika penduduk Kepulauan Banda terus menjual biji pala kepada pedagang Inggris, pasukan Belanda membunuh atau mendeportasi hampir seluruh populasi dan kemudian mempopulasikan pulau-pulau tersebut dengan pembantu-pembantu atau budak-budak yang bekerja di perkebunan pala.
VOC menjadi terlibat dalam politik internal Jawa pada masa ini, dan bertempur dalam beberapa peperangan yang melibatkan pemimpin Mataram dan Banten.

Kolonisasi pemerintah Belanda

Setelah VOC jatuh bangkrut pada akhir abad ke-18 dan setelah kekuasaan Britania yang pendek di bawah Thomas Stamford Raffles, pemerintah Belanda mengambil alih kepemilikan VOC pada tahun 1816. Sebuah pemberontakan di Jawa berhasil ditumpas dalam Perang Diponegoro pada tahun 1825-1830. Setelah tahun 1830 sistem tanam paksa yang dikenal sebagai cultuurstelsel dalam bahasa Belanda mulai diterapkan. Dalam sistem ini, para penduduk dipaksa menanam hasil-hasil perkebunan yang menjadi permintaan pasar dunia pada saat itu, seperti teh, kopi dll. Hasil tanaman itu kemudian diekspor ke mancanegara. Sistem ini membawa kekayaan yang besar kepada para pelaksananya - baik yang Belanda maupun yang Indonesia. Sistem tanam paksa ini adalah monopoli pemerintah dan dihapuskan pada masa yang lebih bebas setelah 1870.
Pada 1901 pihak Belanda mengadopsi apa yang mereka sebut Politik Etis (bahasa Belanda: Ethische Politiek), yang termasuk investasi yang lebih besar dalam pendidikan bagi orang-orang pribumi, dan sedikit perubahan politik. Di bawah gubernur-jendral J.B. van Heutsz pemerintah Hindia-Belanda memperpanjang kekuasaan kolonial secara langsung di sepanjang Hindia-Belanda, dan dengan itu mendirikan fondasi bagi negara Indonesia saat ini.

Gerakan nasionalisme
Pada 1905 gerakan nasionalis yang pertama, Serikat Dagang Islam dibentuk dan kemudian diikuti pada tahun 1908 oleh gerakan nasionalis berikutnya, Budi Utomo. Belanda merespon hal tersebut setelah Perang Dunia I dengan langkah-langkah penindasan. Para pemimpin nasionalis berasal dari kelompok kecil yang terdiri dari profesional muda dan pelajar, yang beberapa di antaranya telah dididik di Belanda. Banyak dari mereka yang dipenjara karena kegiatan politis, termasuk Presiden Indonesia yang pertama, Soekarno.

Perang Dunia II
Pada Mei 1940, awal Perang Dunia II, Belanda diduduki oleh Nazi Jerman. Hindia-Belanda mengumumkan keadaan siaga dan di Juli mengalihkan ekspor untuk Jepang ke Amerika Serikat dan Britania. Negosiasi dengan Jepang yang bertujuan untuk mengamankan persediaan bahan bakar pesawat gagal di Juni 1941, dan Jepang memulai penaklukan Asia Tenggara di bulan Desember tahun itu. Di bulan yang sama, faksi dari Sumatra menerima bantuan Jepang untuk mengadakan revolusi terhadap pemerintahan Belanda. Pasukan Belanda yang terakhir dikalahkan Jepang pada Maret 1942.

Pendudukan Jepang
Wikisource memiliki naskah sumber yang berkaitan dengan Sukarno dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia

Pada Juli 1942, Soekarno menerima tawaran Jepang untuk mengadakan kampanye publik dan membentuk pemerintahan yang juga dapat memberikan jawaban terhadap kebutuhan militer Jepang. Soekarno, Mohammad Hatta, dan para Kyai memperoleh penghormatan dari Kaisar Jepang pada tahun 1943. Tetapi, pengalaman dari penguasaan Jepang di Indonesia sangat bervariasi, tergantung di mana seseorang hidup dan status sosial orang tersebut. Bagi yang tinggal di daerah yang dianggap penting dalam peperangan, mereka mengalami siksaan, terlibat perbudakan seks, penahanan sembarang dan hukuman mati, dan kejahatan perang lainnya. Orang Belanda dan campuran Indonesia-Belanda merupakan target sasaran dalam penguasaan Jepang.
Pada Maret 1945 Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada pertemuan pertamanya di bulan Mei, Soepomo membicarakan integrasi nasional dan melawan individualisme perorangan; sementara itu Muhammad Yamin mengusulkan bahwa negara baru tersebut juga sekaligus mengklaim Sarawak, Sabah, Malaya, Portugis Timur, dan seluruh wilayah Hindia-Belanda sebelum perang.
Pada 9 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan Radjiman Widjodiningrat diterbangkan ke Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju kehancuran tetapi Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.

Era kemerdekaan
Proklamasi kemerdekaan

Mendengar kabar bahwa Jepang tidak lagi mempunyai kekuatan untuk membuat keputusan seperti itu pada 16 Agustus, Soekarno membacakan "Proklamasi" pada hari berikutnya. Kabar mengenai proklamasi menyebar melalui radio dan selebaran sementara pasukan militer Indonesia pada masa perang, Pasukan Pembela Tanah Air (PETA), para pemuda, dan lainnya langsung berangkat mempertahankan kediaman Soekarno.
Pada 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) melantik Soekarno sebagai Presiden dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden dengan menggunakan konstitusi yang dirancang beberapa hari sebelumnya. Kemudian dibentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai parlemen sementara hingga pemilu dapat dilaksanakan. Kelompok ini mendeklarasikan pemerintahan baru pada 31 Agustus dan menghendaki Republik Indonesia yang terdiri dari 8 provinsi: Sumatra, Kalimantan (tidak termasuk wilayah Sabah, Sarawak dan Brunei), Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku (termasuk Papua) dan Nusa Tenggara.

Perang kemerdekaan
Teks Proklamasi

Dari 1945 hingga 1949, persatuan kelautan Australia yang bersimpati dengan usaha kemerdekaan, melarang segala pelayaran Belanda sepanjang konflik ini agar Belanda tidak mempunyai dukungan logistik maupun suplai yang diperlukan untuk membentuk kembali kekuasaan kolonial.

Usaha Belanda untuk kembali berkuasa dihadapi perlawanan yang kuat. Setelah kembali ke Jawa, pasukan Belanda segera merebut kembali ibukota kolonial Batavia, akibatnya para nasionalis menjadikan Yogyakarta sebagai ibukota mereka. Pada 27 Desember 1949 (lihat artikel tentang 27 Desember 1949), setelah 4 tahun peperangan dan negosiasi, Ratu Juliana dari Belanda memindahkan kedaulatan kepada pemerintah Federal Indonesia. Pada 1950, Indonesia menjadi anggota ke-60 PBB.

Demokrasi parlementer
Tidak lama setelah itu, Indonesia mengadopsi undang-undang baru yang terdiri dari sistem parlemen di mana dewan eksekutifnya dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada parlemen atau MPR. MPR terbagi kepada partai-partai politik sebelum dan sesudah pemilu pertama pada tahun 1955, sehingga koalisi pemerintah yang stabil susah dicapai.

Peran Islam di Indonesia menjadi hal yang rumit. Soekarno lebih memilih negara sekuler yang berdasarkan Pancasila sementara beberapa kelompok Muslim lebih menginginkan negara Islam atau undang-undang yang berisi sebuah bagian yang menyaratkan umat Islam takluk kepada hukum Islam.Demokrasi Parlementer, adalah suatu demokrasi yang menempatkan kedudukan badan legislatif lebih tinggi dari pada badan eksekutif. Kepala pemerintahan dipimpin oleh seorang Perdana Menteri. Perdana menteri dan menteri-menteri dalam kabinet diangkat dan diberhentikan oleh parlemen. Dalam demokrasi parlementer Presiden menjabat sebagai kepala negara.

Demokrasi Terpimpin
Pemberontakan yang gagal di Sumatera, Sulawesi, Jawa Barat dan pulau-pulau lainnya yang dimulai sejak 1958, ditambah kegagalan MPR untuk mengembangkan konstitusi baru, melemahkan sistem parlemen Indonesia. Akibatnya pada 1959 ketika Presiden Soekarno secara unilateral membangkitkan kembali konstitusi 1945 yang bersifat sementara, yang memberikan kekuatan presidensil yang besar, dia tidak menemui banyak hambatan.
Dari 1959 hingga 1965, Presiden Soekarno berkuasa dalam rezim yang otoriter di bawah label "Demokrasi Terpimpin". Dia juga menggeser kebijakan luar negeri Indonesia menuju non-blok, kebijakan yang didukung para pemimpin penting negara-negara bekas jajahan yang menolak aliansi resmi dengan Blok Barat maupun Blok Uni Soviet. Para pemimpin tersebut berkumpul di Bandung, Jawa Barat pada tahun 1955 dalam KTT Asia-Afrika untuk mendirikan fondasi yang kelak menjadi Gerakan Non-Blok.
Pada akhir 1950-an dan awal 1960-an, Soekarno bergerak lebih dekat kepada negara-negara komunis Asia dan kepada Partai Komunis Indonesia (PKI) di dalam negeri. Meski PKI merupakan partai komunis terbesar di dunia di luar Uni Soviet dan China, dukungan massanya tak pernah menunjukkan penurutan ideologis kepada partai komunis seperti di negara-negara lainnya.

Nasib Irian Barat
Pada saat kemerdekaan, pemerintah Belanda mempertahankan kekuasaan terhadap belahan barat pulau Nugini (Papua), dan mengizinkan langkah-langkah menuju pemerintahan-sendiri dan pendeklarasian kemerdekaan pada 1 Desember 1961.
Negosiasi dengan Belanda mengenai penggabungan wilayah tersebut dengan Indonesia gagal, dan pasukan penerjun payung Indonesia mendarat di Irian pada 18 Desember sebelum kemudian terjadi pertempuran antara pasukan Indonesia dan Belanda pada 1961 dan 1962. Pada 1962 Amerika Serikat menekan Belanda agar setuju melakukan perbincangan rahasia dengan Indonesia yang menghasilkan Perjanjian New York pada Agustus 1962, dan Indonesia mengambil alih kekuasaan terhadap Irian Jaya pada 1 Mei 1963.

Konfrontasi Indonesia-Malaysia
Soekarno menentang pembentukan Federasi Malaysia dan menyebut bahwa hal tersebut adalah sebuah "rencana neo-kolonial" untuk mempermudah rencana komersial Inggris di wilayah tersebut. Selain itu dengan pembentukan Federasi Malaysia, hal ini dianggap akan memperluas pengaruh imperialisme negara-negara Barat di kawasan Asia dan memberikan celah kepada negara Inggris dan Australia untuk memengaruhi perpolitikan regional Asia. Menanggapi keputusan PBB untuk mengakui kedaulatan Malaysia dan menjadikan Malaysia anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, presiden Soekarno mengumumkan pengunduran diri negara Indonesia dari keanggotaan PBB pada tanggal 20 Januari 1965 dan mendirikan Konferensi Kekuatan Baru (CONEFO) sebagai tandingan PBB dan GANEFO sebagai tandingan Olimpiade. Pada tahun itu juga konfrontasi ini kemudian mengakibatkan pertempuran antara pasukan Indonesia dan Malaysia (yang dibantu oleh Inggris).

Gerakan 30 September
Hingga 1965, PKI telah menguasai banyak dari organisasi massa yang dibentuk Soekarno untuk memperkuat dukungan untuk rezimnya dan, dengan persetujuan dari Soekarno, memulai kampanye untuk membentuk "Angkatan Kelima" dengan mempersenjatai pendukungnya. Para petinggi militer menentang hal ini.
Pada 30 September 1965, enam jendral senior dan beberapa orang lainnya dibunuh dalam upaya kudeta yang disalahkan kepada para pengawal istana yang loyal kepada PKI. Panglima Komando Strategi Angkatan Darat saat itu, Mayjen Soeharto, menumpas kudeta tersebut dan berbalik melawan PKI. Soeharto lalu menggunakan situasi ini untuk mengambil alih kekuasaan. Lebih dari puluhan ribu orang-orang yang dituduh komunis kemudian dibunuh. Jumlah korban jiwa pada 1966 mencapai setidaknya 500.000; yang paling parah terjadi di Jawa dan Bali.

Era Orde Baru
Setelah Soeharto menjadi Presiden, salah satu pertama yang dilakukannya adalah mendaftarkan Indonesia menjadi anggota PBB lagi. Indonesia pada tanggal 19 September 1966 mengumumkan bahwa Indonesia "bermaksud untuk melanjutkan kerjasama dengan PBB dan melanjutkan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan PBB", dan menjadi anggota PBB kembali pada tanggal 28 September 1966, tepat 16 tahun setelah Indonesia diterima pertama kalinya.
Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5 tahun sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara berturut-turut pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998.
Presiden Soeharto memulai "Orde Baru" dalam dunia politik Indonesia dan secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada akhir masa jabatannya. Orde Baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan menempuh kebijakannya melalui struktur administratif yang didominasi militer namun dengan nasihat dari ahli ekonomi didikan Barat. Selama masa pemerintahannya, kebijakan-kebijakan ini, dan pengeksploitasian sumber daya alam secara besar-besaran menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar namun tidak merata di Indonesia. Contohnya, jumlah orang yang kelaparan dikurangi dengan besar pada tahun 1970-an dan 1980-an. Dia juga memperkaya dirinya, keluarganya, dan rekan-rekat dekat melalui korupsi yang merajalela.

Irian Jaya
Setelah menolak supervisi dari PBB, pemerintah Indonesia melaksanakan "Act of Free Choice" (Aksi Pilihan Bebas) di Irian Jaya pada 1969 di mana 1.025 wakil kepala-kepala daerah Irian dipilih dan kemudian diberikan latihan dalam bahasa Indonesia. Mereka secara konsensus akhirnya memilih bergabung dengan Indonesia. Sebuah resolusi Sidang Umum PBB kemudian memastikan perpindahan kekuasaan kepada Indonesia. Penolakan terhadap pemerintahan Indonesia menimbulkan aktivitas-aktivitas gerilya berskala kecil pada tahun-tahun berikutnya setelah perpindahan kekuasaan tersebut. Dalam atmosfer yang lebih terbuka setelah 1998, pernyataan-pernyataan yang lebih eksplisit yang menginginkan kemerdekaan dari Indonesia telah muncul.

Timor Timur
Dari 1596 hingga 1975, Timor Timur adalah sebuah jajahan Portugis di pulau Timor yang dikenal sebagai Timor Portugis dan dipisahkan dari pesisir utara Australia oleh Laut Timor. Akibat kejadian politis di Portugal, pejabat Portugal secara mendadak mundur dari Timor Timur pada 1975. Dalam pemilu lokal pada tahun 1975, Fretilin, sebuah partai yang dipimpin sebagian oleh orang-orang yang membawa paham Marxisme, dan UDT, menjadi partai-partai terbesar, setelah sebelumnya membentuk aliansi untuk mengkampanyekan kemerdekaan dari Portugal.

Pada 7 Desember 1975, pasukan Indonesia masuk ke Timor Timur dalam sebuah operasi militer yang disebut Operasi Seroja. Indonesia, yang mempunyai dukungan material dan diplomatik, dibantu peralatan persenjataan yang disediakan Amerika Serikat dan Australia, berharap dengan memiliki Timor Timur mereka akan memperoleh tambahan cadangan minyak dan gas alam, serta lokasi yang strategis.

Pada masa-masa awal, pihak militer Indonesia (ABRI) membunuh hampir 200.000 warga Timor Timur — melalui pembunuhan, pemaksaan kelaparan dan lain-lain. Banyak pelanggaran HAM yang terjadi saat Timor Timur berada dalam wilayah Indonesia.

Pada 30 Agustus 1999, rakyat Timor Timur memilih untuk memisahkan diri dari Indonesia dalam sebuah pemungutan suara yang diadakan PBB. Sekitar 99% penduduk yang berhak memilih turut serta; 3/4-nya memilih untuk merdeka. Segera setelah hasilnya diumumkan, dikabarkan bahwa pihak militer Indonesia melanjutkan pengrusakan di Timor Timur, seperti merusak infrastruktur di daerah tersebut.

Pada Oktober 1999, MPR membatalkan dekrit 1976 yang mengintegrasikan Timor Timur ke wilayah Indonesia, dan Otorita Transisi PBB (UNTAET) mengambil alih tanggung jawab untuk memerintah Timor Timur sehingga kemerdekaan penuh dicapai pada Mei 2002 sebagai negara Timor Leste.

Krisis ekonomi
Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya didampingi B.J. Habibie.

Pada pertengahan 1997, Indonesia diserang krisis keuangan dan ekonomi Asia (untuk lebih jelas lihat: Krisis finansial Asia), disertai kemarau terburuk dalam 50 tahun terakhir dan harga minyak, gas dan komoditas ekspor lainnya yang semakin jatuh. Rupiah jatuh, inflasi meningkat tajam, dan perpindahan modal dipercepat. Para demonstran, yang awalnya dipimpin para mahasiswa, meminta pengunduran diri Soeharto. Di tengah gejolak kemarahan massa yang meluas, serta ribuan mahasiswa yang menduduki gedung DPR/MPR, Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998, tiga bulan setelah MPR melantiknya untuk masa bakti ketujuh. Soeharto kemudian memilih sang Wakil Presiden, B. J. Habibie, untuk menjadi presiden ketiga Indonesia.

Era reformasi
Pemerintahan Habibie

Presiden Habibie segera membentuk sebuah kabinet. Salah satu tugas pentingnya adalah kembali mendapatkan dukungan dari Dana Moneter Internasional dan komunitas negara-negara donor untuk program pemulihan ekonomi. Dia juga membebaskan para tahanan politik dan mengurangi kontrol pada kebebasan berpendapat dan kegiatan organisasi.
[sunting] Pemerintahan Wahid

Pemilu untuk MPR, DPR, dan DPRD diadakan pada 7 Juni 1999. PDI Perjuangan pimpinan putri Soekarno, Megawati Sukarnoputri keluar menjadi pemenang pada pemilu parlemen dengan mendapatkan 34% dari seluruh suara; Golkar (partai Soeharto - sebelumnya selalu menjadi pemenang pemilu-pemilu sebelumnya) memperoleh 22%; Partai Persatuan Pembangunan pimpinan Hamzah Haz 12%; Partai Kebangkitan Bangsa pimpinan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) 10%. Pada Oktober 1999, MPR melantik Abdurrahman Wahid sebagai presiden dan Megawati sebagai wakil presiden untuk masa bakti 5 tahun. Wahid membentuk kabinet pertamanya, Kabinet Persatuan Nasional pada awal November 1999 dan melakukan reshuffle kabinetnya pada Agustus 2000.

Pemerintahan Presiden Wahid meneruskan proses demokratisasi dan perkembangan ekonomi di bawah situasi yang menantang. Di samping ketidakpastian ekonomi yang terus berlanjut, pemerintahannya juga menghadapi konflik antar etnis dan antar agama, terutama di Aceh, Maluku, dan Papua. Di Timor Barat, masalah yang ditimbulkan rakyat Timor Timur yang tidak mempunyai tempat tinggal dan kekacauan yang dilakukan para militan Timor Timur pro-Indonesia mengakibatkan masalah-masalah kemanusiaan dan sosial yang besar. MPR yang semakin memberikan tekanan menantang kebijakan-kebijakan Presiden Wahid, menyebabkan perdebatan politik yang meluap-luap.

Pemerintahan Megawati
Pada Sidang Umum MPR pertama pada Agustus 2000, Presiden Wahid memberikan laporan pertanggung jawabannya. Pada 29 Januari 2001, ribuan demonstran menyerbu MPR dan meminta Presiden agar mengundurkan diri dengan alasan keterlibatannya dalam skandal korupsi. Di bawah tekanan dari MPR untuk memperbaiki manajemen dan koordinasi di dalam pemerintahannya, dia mengedarkan keputusan presiden yang memberikan kekuasaan negara sehari-hari kepada wakil presiden Megawati. Megawati mengambil alih jabatan presiden tak lama kemudian.Kabinet pada masa pemerintahan Megawati disebut dengan kabinet gotong royong.

Pemerintahan Yudhoyono
Pada 2004, pemilu satu hari terbesar di dunia diadakan dan Susilo Bambang Yudhoyono tampil sebagai presiden baru Indonesia. Pemerintah baru ini pada awal masa kerjanya telah menerima berbagai cobaan dan tantangan besar, seperti gempa bumi besar di Aceh dan Nias pada Desember 2004 yang meluluh lantakkan sebagian dari Aceh serta gempa bumi lain pada awal 2005 yang mengguncang Sumatra.
Pada 17 Juli 2005, sebuah kesepakatan bersejarah berhasil dicapai antara pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka yang bertujuan mengakhiri konflik berkepanjangan selama 30 tahun di wilayah Aceh.
Selengkapnya...