TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Qori
Afani (16 Bulan), putri bungsu dari pasangan Darsono (39) dan Misfalah
(34), warga Dusun Melati Rt 19/ Rw 08 Desa Tebas Sungai, Kecamatan Tebas
menderita kelainan pada jantung. Ia hanya mampu meminum obat dokter
setiap harinya.
"Kami baru tahu, bahwa anak ada kelainan jantungnya pada usia enam bulan. Saat itu kami periksa ke Puskesmas lalu di rujuk ke RSUD Pemangkat, dari hasil analisa di sana bahwa ada kelainan pada jantung dan dirujuk kembali ke RSU Antonius di Pontianak," ujar Misfalah, ibu Oori kepada Tribunpontianak.co.id, Selasa (20/3/2012).
Dikatakan, saat itu berat badannya tidak naik-naik dan baru beberapa bulan terakhir ada naiknya sedikit, ditambah penyakit sesak nafas dan kadangkala tubuhnya dingin.
"Sejak usia enam bulan hingga sekarang ini selalu minum obat, kalau kita hitung pengeluaran setiap bulannya bisa mencapai Rp 200 ribu, terasa besar bagi kami, apalagi suami saya hanya seorang tukang yang pendapatannya tidak besar," tandasnya.
Ia mengaku biaya untuk perawatan anak yang menderita kelainan jantung berasal dari biaya sendiri. Keluarga tersebut belum mendapat jaminan pelayan kesehatan (Jamkesmas).
"Kami baru tahu, bahwa anak ada kelainan jantungnya pada usia enam bulan. Saat itu kami periksa ke Puskesmas lalu di rujuk ke RSUD Pemangkat, dari hasil analisa di sana bahwa ada kelainan pada jantung dan dirujuk kembali ke RSU Antonius di Pontianak," ujar Misfalah, ibu Oori kepada Tribunpontianak.co.id, Selasa (20/3/2012).
Dikatakan, saat itu berat badannya tidak naik-naik dan baru beberapa bulan terakhir ada naiknya sedikit, ditambah penyakit sesak nafas dan kadangkala tubuhnya dingin.
"Sejak usia enam bulan hingga sekarang ini selalu minum obat, kalau kita hitung pengeluaran setiap bulannya bisa mencapai Rp 200 ribu, terasa besar bagi kami, apalagi suami saya hanya seorang tukang yang pendapatannya tidak besar," tandasnya.
Ia mengaku biaya untuk perawatan anak yang menderita kelainan jantung berasal dari biaya sendiri. Keluarga tersebut belum mendapat jaminan pelayan kesehatan (Jamkesmas).
No comments:
Post a Comment