Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu  bertolak darisejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas  tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan  merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat  bangsa tertentu. Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah landasan  filosofis, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan  penting dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah  dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk mnjemput masa depan.
A.    LANDASAN  PENDIDIKAN
1.     Landasan  Filososfis
a.   Pengertian  Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari  pandangan-pandanagan dalam filsafat pendidikan, meyangkut keyakianan  terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat  pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran  filsafat yang kita kenal sampai saat ini adalah Idealisme, Realisme,  Perenialisme, Esensialisme, Pragmatisme dan Progresivisme dan  Ekstensialisme
1.     Esensialisme
Esensialisme  adalah mashab pendidikan yang mengutamakan pelajaran teoretik (liberal  arts) atau bahan ajar esensial.
2.     Perenialisme
Perensialisme  adalah aliran pendidikan yang megutamakan bahan ajaran konstan  (perenial) yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan universal.
3.     Pragmatisme  dan Progresifme
Prakmatisme  adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai  kegunaan praktis, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan  progresivisme yang menentang pendidikan tradisional.
4.     Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme  adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan sekolah/lembaga  pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat.
b.   Pancasila  sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidkan Nasional
Pasal  2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional  berdasarkan pancasila dan UUD 1945. sedangkan Ketetapan MPR RI No.  II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula bahwa Pancasila adalah jiwa  seluruh rakyat indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup  bangsa Indonesia, dan dasar negara Indonesia.
2.     Landasan  Sosiolagis
a.   Pengertian Landasan Sosiologis
Dasar  sosiolagis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan karakteristik  masayarakat.Sosiologi pendidikan merupakan analisi ilmiah tentang proses  sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang  lingkup yang dipelajari oleh sosiolagi  pendidikan  meliputi empat bidang:
1.     Hubungan  sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
2.     hubunan  kemanusiaan.
3.     Pengaruh  sekolah pada perilaku anggotanya.
4.     Sekolah  dalam komunitas,yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan  kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.
b.   Masyarakat  indonesia sebagai Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan Nasional 
Perkembangan  masyarakat Indonesia dari masa ke masa telah mempengaruhi sistem  pendidikan nasional. Hal tersebut sangatlah wajar, mengingat kebutuhan  akan pendidikan semakin meningkat dan komplek. 
Berbagai  upaya pemerintah telah dilakukan untuk menyesuaikan pendidikan dengan  perkembangan masyarakat terutama dalam hal menumbuhkembangkan KeBhineka  tunggal Ika-an, baik melalui kegiatan jalur sekolah (umpamanya dengan  pelajaran PPKn, Sejarah Perjuangan Bangsa, dan muatan lokal), maupun  jalur pendidikan luar sekolah (penataran P4, pemasyarakatan P4  nonpenataran)
3.     Landasan  Kultural
a.   Pengertian  Landasan Kultural
Kebudayaan  dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat  dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari  generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baiksecara formal  maupun informal.
Anggota  masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai denga  perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nlai-nilai,  dan norma-norma baru sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha  menuju pola-pola ini disebut transformasi kebudayaan. Lembaga sosial  yang lazim digunakan sebagai alat transmisi dan transformasi kebudayaan  adalah lembaga pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga.
b.   Kebudayaan  sebagai Landasan Sistem Pendidkan Nasional
Pelestarian  dan pengembangan kekayaan yang unik di setiap daerah itu melalui upaya  pendidikan sebagai wujud dari kebineka tunggal ikaan masyarakat dan  bangsa Indonesia. Hal ini harsulah dilaksanakan dalam kerangka  pemantapan kesatuan dan persatuan bangsa dan negara indonesia sebagai  sisi ketunggal-ikaan.
4.     Landasan  Psikologis
a.   Pengertian  Landasan Filosofis
Dasar  psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan perkembangan  anak. Pemahaman etrhadap peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan  aspek kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh  karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan  penerapannya dalam bidang pendidikan.
Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama  kepada setiap peserta didik, sekalipun mereka memiliki kesamaan.  Penyusunan kurikulum perlu berhati-hati dalam menentukan jenjang  pengalaman belajar yang akan dijadikan garis-garis besar pengajaran  serta tingkat kerincian bahan belajar yang digariskan.
b.   Perkembangan  Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis
Pemahaman  tumbuh kembang manusia sangat penting sebagai bekal dasar untuk  memahami peserta didik dan menemukan keputusan dan atau tindakan yang  tepat dalam membantu proses tumbuh kembang itu secara efektif dan  efisien.
5.     Landasan  Ilmiah dan Teknologis
a.   Pengertian  Landasan IPTEK
Kebutuhan  pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga pendidik untuk  mengadopsinya teknologi dari berbagai bidang teknologi ke  dalam  penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat dengan  proses penyaluran pengetahuan haruslah mendapat perhatian yang  proporsional dalam bahan ajaran, dengan demikian pendidikan bukan hanya  berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang  sadar IPTEK dan calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat  mewujudkan fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan iptek tersebut.
b.   Perkembangan  IPTEK sebagai Landasan Ilmiah
Iptek  merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai kehidupan  yang lebih baik, yang dimualai pada permulaan kehidupan manusia. Lembaga  pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah harus mampu mengakomodasi  dan mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan ajar sejogjanya hasil  perkembangan iptek mutahir, baik yang berkaitan dengan hasil perolehan  informasi maupun cara memproleh informasi itu dan manfaatnya bagi  masyarakat
B.    ASAS-ASAS  POKOK PENDIDIKAN
Asas  pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan  berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan.  Khusu s di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi  arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Diantara  asas  tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang  Hayat, dan asas Kemandirian dalam belajar.
1.     Asas  Tut Wuri Handayani
Sebagai  asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sitem Among  perguruan. Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara ini kemudian  dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan dua  semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun  Karso.
Kini  ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas  yaitu:
- Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh)
- Ing Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan semangat)
- Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan)
2.     Asas  Belajar Sepanjang Hayat
Asas  belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang  dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education).  Kurikulum yang dapat meracang dan diimplementasikan dengan memperhatikan  dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horisontal.
- Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa depan.
- Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
3.     Asas  Kemandirian dalam Belajar
Dalam  kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan kemandirian  dalam belajar itu dengan menghindari campur tangan guru, namun guru  selalu suiap untuk ulur tangan bila diperlukan.
Perwujudan  asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalamperan utama  sebagai fasilitator dan motifator. Salah satu pendekatan yang memberikan  peluang dalam melatih kemandirian belajar peserta didik adalah sitem  CBSA (Cara Belajar Siwa Aktif).
Tirtarahardja, Umar dan S.L.  La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta 
 
 
No comments:
Post a Comment