Kabupaten Sambas adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Kalimantan Barat. Kabupaten Sambas memiliki luas wilayah 6.395,70 km² atau 639.570 ha (4,36% dari luas wilayah Propinsi Kalimantan Barat), merupakan wilayah Kabupaten yang terletak pada bagian pantai barat paling utara dari wilayah propinsi Kalimantan Barat. Panjang pantai ± 128,5 km dan panjang perbatasan negara ± 97 km.[1]
Kondisi umum
Batas wilayah
Kabupaten Sambas terletak diantara 1’23” LU dan 108’39” BT dengan batas-batas wilayah administratif sebagai berikut:
Utara Sarawak, Malaysia Timur
Selatan Kota Singkawang
Barat Selat Karimata, Laut Cina Selatan
Timur Kabupaten Bengkayang
Kabupaten Sambas yang terbentuk sekarang ini adalah hasil pemekaran kabupaten pada tahun 2000. Sebelumnya wilayah Kabupaten Sambas sejak tahun 1960 adalah meliputi juga Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang sekarang dimana pembentukan Kabupaten Sambas pada tahun 1960 itu adalah berdasarkan bekas wilayah kekuasaan Kesultanan Sambas.
Daftar Kecamatan
Wilayah administratif Kabupaten Sambas meliputi 19 (sembilan belas) kecamatan, yaitu:
1. Galing
2. Jawai
3. Jawai Selatan
4. Paloh
5. Pemangkat
6. Sajingan Besar
7. Sambas
8. Sajad
9. Salatiga
10. Sebawi
11. Sejangkung
12. Selakau
13. Selakau Timur
14. Semparuk
15. Subah
16. Tangaran
17. Tebas
18. Tekarang
19. Teluk Keramat
Keseluruhan wilayah kecamatan tersebut dibagi lagi menjadi 183 desa.
Demografi
Penduduk Kabupaten Sambas berdasarkan data kantor Pendaftaran Penduduk dan Catatan Sipil Kabupaten Sambas tahun 2005, jumlah penduduk Kabupaten Sambas berjumlah 494.531 jiwa terdiri dari penduduk laki-laki 246.787 jiwa dan penduduk perempuan 247.744 jiwa dengan kepadatan rata-rata 77,32 jiwa/km². Terdiri dari Suku Dayak, Melayu Sambas, China Hakka dan lain-lain. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sambas berdasarkan data Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana Kabupaten Sambas Tahun 2004 adalah 18.005 Kepala Keluarga miskin dengan jumlah 74.968 jiwa.[1]
Sejarah
Sejarah Kerajaan Sambas[2] berkaitan dengan Kerajaan Majapahit dan Kesultanan Banjar. Kerajaan Sambas kemudian dilanjutkan oleh Kesultanan Sambas yang asal-usulnya tidak bisa terlepas dari kerajaan di Brunei Darussalam. Antara kedua kerajaan ini mempunyai kaitan persaudaraan yang sangat erat.
Pada zaman dahulu, di Negeri Brunei Darussalam bertahta seorang raja yang bergelar Sri Paduka Sultan Muhammad. Setelah beliau wafat, tahta kerajaan diserahkan kepada anak cucunya secara turun temurun. Sampailah pada keturunan yang kesembilan, yaitu Sultan Abdul Djalil Akbar.[3]
Ekonomi
Tingkat pendapatan suatu daerah dapat diukur antara lain dari pendapatan per kapita, penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta gambaraan kualitatif tentang keadaan sandang, pangan dan perumahan masyarakat. Berdasarkan data tahun 2003 dapat dilihat Keadaan perekonomian Kabupaten Sambas, yaitu:[1]
* PAD sebesar Rp. 16.350.041.018,-
* Pendapatan per kapita sebesar Rp. 3.419.922,-
* Pajak bumi dan Bangunan (PBB) sebesar Rp. 8.560.013.046,-
* Upah minimum regional (UMR) sebesar Rp .400.000,-
Sedangkan tingkat pendapatan mata pencaharian menurut sektor, yaitu:[1]
* Pertanian berjumlah 207.350 orang
* Industri Pengolahan berjumlah 152.028 orang
* Listrik, gas, dan air berjumlah 9.053 orang
* Bangunan berjumlah 28.308 orang
* Perdagangan berjumlah 34.695 orang
* Perhubungan berjumlah 2.874 orang
* Keuangan berjumlah 9.723 orang
* Jasa kemasyarakatan lainnya berjumlah 34.678 orang
Iklim
Kabupaten Sambas termasuk daerah beriklim tropis dengan curah hujan bulanan rata-rata 187.348 mm[rujukan?] dan jumlah hari hujan rata-rata 11 hari/bulan. Curah hujan yang tertinggi terjadi pada bulan September sampai dengan Januari dan curah hujan terendah antara bulan Juni sampai dengan Agustus.
Temperatur udara rata-rata berkisar antara 22,9°C. Sampai 31,05 °C. Suhu udara terendah 21,2 °C terjadi pada bulan Agustus dan yang tertinggi 33,0 °C pada bulan Juli. Kelembaban udara relatif 81-90%, tekanan udara 1,001-1,01/Hm Bar, kecepatan angin 155 – 173 km/hari, elipasi sinar matahari 50.73%, penguapan (evaporasi ) harian antara 4,2-5,9 Hm dan evapotranspirasi bulanan 134,7 – 171,4 mm.[1]
Jenis dan Tekstur Tanah
Jenis Tanah
Jenis tanah di daerah datar meliputi jenis Organosol, Aluvial dan Podsolik Merah Kuning (PMK) sedangkan di daerah berbukit dan bergunung meliputi jenis tanah Latosol dan Podsolik Merah Kuning (PMK). Secara terperinci luas masing-masing jenis tanah tersebut adalah sebagai berikut:[1]
* Organosol: 136.230 ha
* Podsolik Merah Kuning (PMK): 157.320 ha
* Aluvial: 230.630 ha
* Podsol: 44.600 ha
* Latosol: 70.790 ha
Tekstur Tanah
* Halus: 300.798 ha
* Sedang: 157.320 ha
* Kasar: 76.112 ha
* Gambut: 69.510 ha
* Lainnya: 72.990 ha
Geomorfologi
Ketinggian
Kondisi wilayah Kabupaten Sambas bedasarkan ketinggian diatas permukaan laut dapat dikelompokkan sebagai berikut:[1]
* Ketinggian 0-7 m diatas permukaan laut terdapat di kecamatan:
o Sejangkung
o Sambas
o Tebas
o Selakau
o Jawai
o Paloh
o Teluk Keramat
* Ketinggian 8-25 m diatas permukaan laut terdapat di kecamatan:
o Sejangkung
o Sambas
o Tebas
o Selakau
o Pemangkat
o Teluk Keramat
* Ketinggian 26-100 m diatas permukaan laut terdapat di kecamatan:
o Sejangkung
o Sambas
o Tebas
o Selakau
o Pemangkat
o Teluk Keramat
o Paloh
Daerah Aliran Sungai
Secara umum Kabupaten Sambas memiliki 3 (tiga) Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan total hamparan 516.200 ha, meliputi:[1]
* DAS Paloh: 64.375 ha.
* DAS Sambas: 258.700 ha
* DAS Sebangkau: 193.125 ha. Selengkapnya...